Palu (ANTARA News) - Jalan Trans Sulawesi poros Poso-Tentena yang sempat terputus akibat tanah longsor, mulai Jumat kemarin sudah bisa dilewati kembali untuk semua kendaraan.

Sinyo (45), salah seorang sopir Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) yang melayani trayek Palu-Poso-Makassar, Sabtu, mengatakan, sebelumnya, badan jalan sepanjang satu kilometer di kawasan tersebut tertimbun material longsor seperti  tanah, pepohonan, dan batu besar.

Kendaraan roda dua maupun empat dari arah Poso menuju Tentena, dan sebaliknya terpaksa tertahan di ujung jalan yang longsor selama beberapa hari.

Jalur Trans Sulawesi Poso-Tentena selama ini paling ramai dilewati bus-bus AKAP dan Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) serta angkutan barang dari dan menuju Makassar (Sulsel).

Bupati Poso, Drs Piet Ingkiriwang membenarkan, jalur Poso-Tentena yang sempat putus total selama beberapa hari, kini normal kembali setelah badan jalan yang tertimbun longsor telah berhasil dibersihkan intansi terkait.

Bahkan, kata dia, dua alat berat hingga kini masih disiagakan di lokasi untuk sewaktu-waktu digunakan memperbaiki badan jalan yang rusak agar tidak menghambat arus lalulintas kendaraan.

Bencana tanah longsor yang terjadi beberapa hari lalu pada jalur Trans Sulawesi tersebut menyusul hujan deras yang mengguyur wilayah itu kurun sepekan terakhir ini.

Menurut bupati Ingkiriwang, hujan lebat sampai saat ini masih mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Poso.

Sementara Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorlogi bandara Mutiara Palu, Aschadi SR mengatakan, wilayah Sulteng dalam beberapa nhari kedepan ini masih berpotensi besar diguyur hujan ringan sampai lebat.

"Hampir seluruh wilayah di Sulteng masih akan dilanda hujan lebat," kata dia.

Berdasarkan analisa dan foto satelit, Sulteng selama Agustus 2010 ini berpeluang besar diguyur hujan lebat sehinngga warga perlu waspada kemungkinan terjadi banjir dan tanah longsor.

Karena itu, masyarakat yang bermukim di daerah aliran sungai (DAS) agar senantiasa waspada, sebab sewaktu-waktu bisa terancam banjir.

(BKO3/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010