New Delhi (ANTARA) - Negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh, akan membelanjakan hingga 100 miliar rupee (sekitar Rp19,5 triliun) untuk vaksin COVID-19 dan telah melakukan pembicaraan awal dengan beberapa produsen seperti Pfizer serta distributor lokal Sputnik V.

"Uang bukanlah masalah, kami memiliki anggaran yang besar," kata juru bicara Uttar Pradesh Navneet Sehgal kepada Reuters.

"Kami akan menghabiskan hingga 100 miliar rupee," tutur Sehgal, birokrat senior di negara bagian berpenduduk 240 juta orang itu.

Langkah Uttar Pradesh, yang berpenduduk lebih banyak dibandingkan negara Brazil, diambil ketika banyak negara bagian India membatasi vaksinasi karena kekurangan pasokan yang parah di tengah rekor lonjakan infeksi virus corona.

India mencatat lebih dari 4.000 kematian selama dua hari berturut-turut karena sistem kesehatannya gagal menghadapi gelombang kedua pandemi.

Uttar Pradesh juga telah mengadakan pembicaraan prapenawaran dengan perusahaan vaksin India, Serum Institute of India yang berlisensi untuk membuat suntikan AstraZeneca, serta Bharat Biotech dan Cadila Healthcare untuk vaksin Novavax, sebagai bagian dari tender global untuk membeli 40 juta dosis selama beberapa bulan ke depan

Sehgal mengatakan Johnson and Johnson juga dapat mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam tender pada Kamis malam melalui surat elektronik. Distributor lokal Sputnik V di India, Laboratorium Dr. Reddy, juga mengadakan pembicaraan dengan otoritas Uttar Pradesh.


Sumber: Reuters
Baca juga: India catat 4.000 kematian akibar COVID-19 dalam dua hari
Baca juga: Yang perlu diketahui tentang virus corona varian India
Baca juga: Kasus COVID-19 India turun, seruan untuk penguncian nasional meningkat

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021