Jakarta (ANTARA News) - Salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama Slamet Effendi Yusuf meyakini bahwa rencana aksi pembakaran Al-Quran sedunia di Amerika Serikat tidak mewakili semangat dan keinginan mayoritas umat kristen di seluruh negara.

"Ini merupakan ulah kelompok kecil saja di Amerika yang berusah mencari perhatian dunia internasional," kata Slamet kepada pers, di Jakarta, Senin.

Slamet ditemui dalam konferensi pers Gerakan Peduli Pluralisme(GPP) terkait penolakan terhadap rencana aksi pembakaran Al-Quran di Amerika Serikat(AS).

Menurut Slamet, pemerintah Amerika Serikat(AS) juga harus fokus terhadap perbuatan masyarakat AS yang bisa menimbulkan konflik sosial tidak hanya di AS saja tetapi di dunia.

Slamet mengungkapkan, agar suara para tokoh agama di Indonesia dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah AS untuk mencegah rencana aksi pembakaran al-Quran ini.

"Segala perbuatan yang dapat merugikan hubungan antar umat beragama untuk segera diakhiri," ungkap Slamet.

Selanjutnya, kata Slamet, jika ada permasalahan yang terjadi antar umat beragama agar dapat dimusyawarahkan untuk diselesaikan bersama-sama.

Kata Slamet, forum kerukunan umat beragama di tingkat kabupaten juga bisa berperan untuk meredakan situasi jika ada isu atau permasalahan yang bisa menimbulkan konflik.

"Setiap permasalahan pasti ada solusi dan bisa dimusyawarahkan," ungkap Slamet.

Menurut Slamet, umat Islam tidak boleh terprovokasi dengan rencana aksi pembakaran Al-Quran dan berdoa agar rencana aksi ini tidak terjadi.

Slamet juga mengungkapkan, ajaran Islam tidak akan hilang dengan dibakarnya Al-Quran karena banyak hafidz (penghapal Al-Quran) di seluruh negara tetapi akibatnya dapat terjadi konflik yang besar.

"Semoga rencana aksi ini bisa segera diatasi dan digagalkan," ungkap Slamet. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010