Manado (ANTARA News) - Kenaikan harga minyak goreng yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini sulit dihindarkan, karena merupakan dampak harga di pasar internasional yang menunjukkan kecenderungan meningkat.

"Harga minyak goreng jenis curah di pasaran Manado sudah mencapai Rp9.750 per kilogram(kg), mengalami kenaikan hingga 8,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya Rp9.000 per kg," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Sanny Parengkuan, di Manado, Selasa.

Menurut Sanny, karena dampaknya dari pasar internasional, maka kebijakan apapun yang dilakukan pemerintah diperkirakan tidak akan mampu menurunkan harga minyak goreng di pasaran.

"Kalaupun ada rencana untuk operasi pasar minyak goreng, itu hanya merupakan upaya membantu masyarakat sehingga mendapatkan harga lebih murah, tetapi berharap harga turun secara permanen, tidak mungkin," kata Sanny.

Di Sulut terdapat tiga pabrik minyak goreng berskala besar yakni PT Multi Nabati Sulawesi, PT Ivomas Pratama (Bimoli grup) dan PT Agro Makmur Raya.

"Ketiga pabrik minyak goreng tersebut mampu memproduksi berkisar 1.500 hingga 2.000 ton setiap hari, dari jumlah tersebut yang terserap di pasar lokal Sulut sekitar 150 hingga 200 ton setiap hari," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Janny Rembet.

Manajer Pemasaran PT Multi Nabati Sulawesi, Suherman, mengatakan, kendati harga minyak goreng naik, tetapi tidak mempengaruhi stok yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Harga memang naik, tetapi stok untuk masyarakat tetap tersedia, untuk itu jangan khawatir bakal terjadi kelangkaan, sebab produksi pabrik berjalan normal," kata Suherman.

Suherman mengatakan, melihat kondisi pasar internasional saat ini, maka kemungkinan besar harga minyak goreng akan terus menguat dalam beberapa pekan ke depan.

"Kemungkinan besar harga akan terus naik, sebab faktor pasar luar negeri," kata Suherman. (G004/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010