London (ANTARA News/AFP) - Euro dan dolar Amerika Serikat berada di bawah tekanan berat pada Rabu waktu setempat, jatuh tajam terhadap yen yang sedang meningkat setelah Federal Reserve memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi Amerika melambat.

Para dealer mengatakan, keputusan Fed untuk memperluas program stimulus besar-besaran yang sepertinya langkah jelas untuk mendorong pemulihan tetapi hanya menambah kekhawatiran ekonomi berada dalam kesulitan setelah data berjalan lemah, terutama laporan pekerjaan minggu lalu.

Angka menunjukkan defisit perdagangan yang lebih luas dari perkiraan pada Juni karena konsumen membeli lebih banyak barang impor, ketimbang produk buatan AS, juga menyoroti ketidakseimbangan global yang terus bekerja terhadap ekonomi AS.

Impor mengurangi pertumbuhan ekonomi dan beberapa analis memperingatkan bahwa pertumbuhan kuartal kedua AS, menempatkan sebesar 2,4 persen sekarang bisa direvisi, mungkin sangat tajam. Pada kuartal pertama, ekonomi AS berkembang 3,7 persen.

Pada akhir transaksi London, euro berada pada 1,2995 dolar, turun dari 1,3177 dolar di New York akhir Selasa.

Terhadap mata uang Jepang, dolar berada di 85,32 yen dari 85,38 yen pada Selasa, datang dari terendah 15-tahun sebelumnya di 84,73 yen.

Para analis mengatakan pernyataan the Fed Selasa menarik karpet dari bawah dolar dan euro, sementara yen menawarkan sesuatu dari sebuah "safe-haven" dan baru-baru ini telah didukung oleh pembelian China juga.

The Fed mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS "telah melambat dalam beberapa bulan terakhir ... laju pemulihan ekonomi mungkin akan lebih moderat dalam jangka pendek daripada yang telah diantisipasi."

Dengan demikian, The Fed akan mempertahankan langkah-langkah stimulus tak berubah, daripada membiarkan dua triliun dolar portofolio obligasi, hipotek dan aset lainnya yang jatuh tempo dan berkurang secara alami.

Ini akan memungkinkan untuk terus mendukung ekonomi dengan menyediakan likuiditas berlimpah dengan tujuan mendorong permintaan dan kredit yang sementara ditahan dengan pilihan untuk berbuat lebih banyak jika perlu.

Simon Brown, kepala perusahaan keuangan ProSpreads di London,

mengatakan aksi Fed "mengurangi urgensi dari setiap kenaikan suku bunga (rate), menunjukkan beberapa substansi untuk (ketakutan) resesi double-dip.

"Dengan dukungan kecil (untuk) dolar AS sekarang ... tingkat 84 yen ... tidak mungkin dapat dipertahankan," katanya.

Mata uang Jepang juga mendapat dukungan dari status safe haven.

"Yen diperdagangkan lebih tinggi ... permintaan untuk aset yang aman di tengah kenaikan tanda-tanda pemulihan ekonomi global yang lambat (dan) setelah Federal Reserve menyatakan bahwa pemulihan ekonomi AS akan lebih moderat daripada yang diantisipasi," analis ETX Capital menulis di London.

Bank of England menurunkan prospek pertumbuhan Inggris yang menambah ke keseluruhan nada negatif dan membantu mendorong pound turun terlalu tajam.

Pada akhir perdagangan London, euro berpindah tangan pada 1,2995 dolar terhadap 1,3177 dolar pada Selasa, di 110,03 yen (112,53), 0,8221 pound (0,8312) dan 1,3653 franc Swiss (1,3816).

Dolar itu berdiri pada 85,32 yen (85,38) dan 1,0588 franc Swiss (1,0484). Pound berada pada 1,5684 dolar (1,5849).

Di London Bullion Market, harga emas naik menjadi 1.205,50 dolar per ons dari 1.192,50 dolar per ons pada Selasa.(*)
(A026/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010