Jakarta (ANTARA) - Startup BukuKas mengumumkan pendanaan Seri B sebesar 50 juta dolar AS (Rp709 miliar) hanya empat bulan setelah putaran pendanaan Seri A sebesar 10 juta dolar AS (Rp141 miliar) yang dipimpin oleh Sequoia Capital India.

Suntikan dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat tim engineering dan produk BukuKas di kedua kantornya yaitu Jakarta dan Bangalore. BukuKas juga akan memperluas jangkauan layanan yang ditawarkan kepada para pebisnis agar sejalan dengan visi perusahaan untuk menyediakan software yang menyeluruh (end-to-end) bagi pelaku UMKM di Indonesia.

"Kami berterima kasih atas kepercayaan dari para investor - baik yang baru bergabung maupun yang telah hadir sebelumnya- kepada tim dan visi kami untuk mendigitalkan UMKM Indonesia," kata CEO dan Co-Founder BukuKas Krishnan Menon melalui keterangannya, Selasa.

"Putaran investasi baru ini akan mendorong pertumbuhan kami seiring upaya yang tengah dijalankan dalam rangka membangun solusi keuangan lengkap untuk usaha kecil yang kami yakini sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia," imbuhnya.

BukuKas yang diluncurkan pada Desember 2019 dan diinkubasi oleh Whiteboard Capital, sebelumnya telah menempatkan posisi kepemimpinan yang kuat di pasar aplikasi pencatatan keuangan digital, baik dalam hal skala dan tingkat penggunaan dalam kurung waktu 17 bulan sejak diluncurkan.

Startup ini telah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan UMKM yang terus berubah, berkembang dari aplikasi catatan keuangan digital sederhana yang memungkinkan pemilik usaha kecil untuk mencatat dan mengelola penjualan dan pengeluaran mereka dengan lebih baik, saat ini BukuKas berkembang lebih jauh menjadi aplikasi yang dapat mengatur inventaris, pembuatan faktur, dan melakukan analitik.

Hingga April 2021, BukuKas telah berhasil merangkul 6,3 juta pemilik toko dan pelaku usaha kecil ke dalam platformnya.

Startup ini juga memiliki 3 juta pengguna aktif bulanan (MAU), dengan akumulasi pencatatan nilai transaksi tahunan senilai hampir 25,9 miliar dolar AS (sRp360 triliun) setiap tahunnya, atau setara dengan 2,2 persen dari PDB Indonesia. Pada akhir 2022, BukuKas menargetkan untuk menggandeng sejumlah 20 juta pelaku UMKM ke dalam platform mereka.

Putaran pendanaan terbaru itu diumumkan tepat setelah BukuKas merilis fitur pembayaran baru 'BukuKasPay' pada pertengahan April 2021. Melalui fitur baru BukuKasPay, pelaku usaha kecil dapat membayar ke pemasok mereka dengan tepat waktu dan dapat menagih hutang kepada konsumen mereka secara digital melalui berbagai metode pembayaran digital.


Baca juga: BukuKas rilis fitur pembayaran aplikasi, permudah transaksi UMKM

Baca juga: Menkominfo: dana USO akan dukung pendanaan startup

Baca juga: Go-Pay punya pengguna organik terbanyak di Indonesia

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021