Dompu, NTB (ANTARA News) - Hujan yang turun sejak dua hari terakhir di Dompu, Nusa Tenggara Barat, membuat khawatir petani tembakau karena bila tanamannya terlampau basah akan membusuk dan mati.

"Air yang berlebihan bisa memengaruhi pertumbuhan daun emas itu. Bahkan, jika terlampau basah, tanaman tembakau bisa membusuk dan mati," kata Lalu Mustakim, petani asal Desa Suka Damai, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, Sabtu.

Namun, kata dia, hujan yang mengguyur perkebunan tembakau kemarin tidak membuat lahan menjadi basah sehingga tanamannya masih dalam kondisi aman.

Jika hujan terus turun dan intensitasnya bertambah, kata dia, bagi petani tembakau di daerah setempat adalah "malapetaka". "Tembakau bisa jadi busuk karena kelebihan air. Bahkan, jika sudah parah tembakau langsung mati," katanya menegaskan.

Tanaman yang dirawat Mustakim jumlahnya ribuan batang yang dibudidayakan di atas lahan sekitar 1 hektare. Umurnya sekitar sebulan.

Kini, Mustakim, hanya menyiangi dan memperlebar got-got lahannya. Tujuannya, jika ada debit air hujan tidak mengganggu tanaman tembakau. Namun, selain hujan, dia mengkhawatirkan ulat dan hama serangga yang mulai muncul.

Petani tembakau lainnya, Munarwan, warga Desa Woko Kecamatan Pajo, mengatakan turunnya hujan bisa memengaruhi kualitas tembakau. Jika intensitas hujan tinggi dan lahan masih basah, kualitas tembakau buruk. Cirinya daun tipis dan susah matang.

"Langit yang mendung bisa membuat minim intensitas matahari yang diterima daun. Kalau sudah seperti itu, daun susah dirajang dan petani pasti rugi," katanya.

Saat ini, usia tembaku di wilayahnya rata-rata berusia 1,5 bulan. Artinya, tinggal menunggu hitungan hari tembakau petani siap petik. Namun, dengan intensitas hujan tinggi, musim petik daun tembakau bisa molor.

"Saya perkirakan pertengahan puasa nanti sudah mulai petik. Tapi, gak tahu lagi kalau hujan masih terus turun seperti ini," ucapnya.

Kepala Dinas Perkebunan Dompu Saladin Yusup mengatakan kondisi cuaca memang membuat resah petani. Sebab, tembakau memang tidak kuat terhadap hujan.

Oleh sebab itu, di sebagian wilayah, dia mendorong petani menanami lahannya dengan komoditas lain.

"Kalau sudah menanam, harus diperkuat dengan membuat got yang dalam," ujarnya.

Hujan yang turun di lahan tembakau, untuk pertama kalinya akan menurunkan kualitas sebanyak 10 persen. Hujan ketiga, daun tembakau bisa lodot atau busuk. Hasilnya, petani bisa rugi.

Di Dompu, terdapat dua kecamatan penghasil tembakau, yaitu Pajo dan Manggeleewa.

Rencana musim tanam tembakau tahun ini di area seluas 300-350 hektare. Diperkirakan tiap hektarenya akan menghasilkan tembakau 13 ton, sedangkan harga daun basahnya antara Rp1.000,00 dan Rp1.600,00.
(ANT232/D007)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010