Surabaya (ANTARA News) - Harimau Sumatra (Panthera Tigris) betina koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), Sabtu, mati ketika proses perawatan di ruang karantina kompleks KBS, Jln. Setail, Surabaya.

Humas KBS Agus Supangkat mengatakan, harimau bernama Martina yang berusia 19 tahun tersebut mati setelah menderita sakit selama kurang lebih dua bulan. "Petugas dan dokter sudah berusaha menyembuhkannya, tapi akhirnya Martina tidak kuat dan mati," ujarnya ketika ditemui wartawan di KBS.

Matinya Martina mengurangi koleksi harimau milik KBS. Jumlah Harimau Sumatra di KBS kini tinggal 13 ekor dari sebelumnya 14 ekor.

"Rinciannya, 9 ekor jenis kelamin betina dan sisanya 4 ekor berjenis kelamin jantan. Semua harimau sekarang dalam keadaan baik dan sehat, hanya Martina saja yang sakit sejak dua bulan lalu," tutur Agus.

Tim dokter KBS langsung melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian dan sakit yang diderita Martina. Hasilnya, kata Agus, baru akan diketahui beberapa hari ke depan setelah melalui proses laboratorium.

Matinya Harimau Sumatera itu menambah daftar panjang kematian satwa yang menghuni KBS. Senin, awal pekan lalu, KBS kehilangan seekor Kanguru Tanah yang mati karena sakit. Dua hari berselang, giliran Leli si Singa Afrika yang mati, juga karena sakit.

Berdassarkan informasi, selama Juni 2010 terdapat kasus kematian hewan secara beruntun. Di antaranya adalah rusa sambar jantan, anak rusa Bawean betina, ikan hias, komodo, babi rusa betina dan anak rusa sambar betina.

Disamping itu, kematian juga terjadi pada dua anak ular phiton, rusa jantan remaja, jalak bali anakan, burung mandar, burung nuri kepala hitam, bekantan jantan, burung mandar, rangkok, kakatua jambul kuning dan bayi rusa.

Sehari sebelum kematian Martina, Ketua Manajeman Sementara KBS Tony Sumampauw, sempat mengatakan bahwa saat ini ada enam satwa di KBS yang diketahui dalam kondisi kritis karena diduga kurang perawatan dari para petugas, yakni harimau Sumatera, babi rusa, jaguar, jerapah, bison, dan banteng. "Enam satwa itu butuh perawatan khusus," katanya.

Menurut Tony, rata-rata kondisi satwa langka ini sudah tua, apalagi tidak pernah ada perawatan khusus yang diberikan petugas-petugas KBS. Ditambah kondisi kandang dan pencahayaan matahari tidak sesuai dengan standar pengelolaan binatang.

Khusus Harimau Sumatera, tim dokter secara intensif melakukan pengobatan karena kondisinya lumpuh. Selain itu, harimau juga belum mau makan. Penyebab penyakit yang diderita harimau karena pencahayaan matahari berkurang.
(ANT165/I007)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010