Pak Wimar selalu memberi lontaran-lontaran jenaka namun kritis
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko menyebut mantan Juru Bicara Presiden Keempat RI, KH Abdurrahman Wahid, Wimar Witoelar sebagai jurnalis dan tokoh reformis yang berpulang menjelang hari peringatan reformasi, 21 Mei 2021.

Moeldoko menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Wimar Witoelar pada Rabu, dan menyatakan bangsa Indonesia kehilangan sosok yang selama ini dikenal sebagai tokoh reformasi Indonesia, jurnalis, sekaligus kolumnis yang bernas, karena keberaniannya memberikan kritik pada era Pemerintahan Orde Baru.

“Pak Wimar selalu memberi lontaran-lontaran jenaka namun kritis pada setiap program televisi yang dipandunya,” kata Moeldoko, di Gedung Bina Graha.

Kelantangannya tersebut membuat Wimar masuk dalam jajaran aktivis yang terpandang dan disegani sejak era itu hingga sekarang.

"Atas nama pribadi dan keluarga besar KSP, kami menyampaikan duka yang mendalam atas berpulangnya mantan Juru Bicara Pesiden ke-4 Gus Dur, Wimar Witoelar karena sakit. Hari ini beliau meninggal, hampir bersamaan dengan peringatan Hari Reformasi, 21 Mei. Insya Allah beliau mendapat anugerah husnul khotimah, diampuni segala salah dan khilafnya, dilipatgandakan pahala amal dan ibadahnya, serta mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT," ujar Kepala Staf Kepresidenan.

Ia menyebut Wimar Witoelar sebagai mitra strategis KSP, selain penguasaan isu-isu substantif yang sering dibahas bersama, Wimar dianggap sangat piawai dan selalu mengingatkan bahwa penguasaan komunikasi media salah satu yang utama. “KSP merasa kehilangan seorang sahabat yang luar biasa,” kata Moeldoko.

Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menyatakan bangsa Indonesia telah kehilangan Wimar yang selama ini dikenal sebagai sosok pemikir dan pengayom.

“Bapak Wimar Witoelar yang kami kenal adalah seorang sahabat yang selalu punya ide-ide genuine tentang Indonesia yang diglorifikasi melalui media komunikasi yang bernas. Melalui tangan dinginnya perspektif baru identik dengan namanya sekaligus pemikiran-pemikirannya. Pak Wimar mengajarkan kepada kita bagaimana mencintai Indonesia dengan kritis. Selamat jalan Pak Wimar....,” kata Jaleswari.

Selama ini Wimar pemikirannya banyak dikutip sebagai seorang analis dan komentator politik yang andal yang menjadi acuan berbagai media internasional terkait isu-isu sosial dan politik Indonesia.

Wimar merupakan pendiri sekaligus pemandu program talkshow Perspektif Baru yang menghadirkan isu-isu mutakhir dengan narasumber kompeten. Selain itu, Wimar merupakan Adjunct Professor di Deakin University, Australia.
Baca juga: Fadjroel: Bang Wimar adalah guru saya sebagai jubir presiden
Baca juga: Jenazah Wimar Witoelar akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021