Balikpapan (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan program konversi penggunaan minyak tanah ke gas selesai tahun 2011, meski Papua dikecualikan dari program ini untuk sementara.

"Sementara ini, kita terkendala transportasi di Papua. Kondisi geografisnya ekstrem sementara infrastruktur transportasi seperti jalan belum memadai," kata Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Djaelani Sutomo, di Stasiun Pengisian LPG Unit Pemasaran (UPMs) Region VI, Jalan Yos Sudarso, Balikpapan, Minggu.

Khusus Papua, katanya, masyarakat masih diperbolehkan menggunakan minyak tanah walau tetap dianjurkan untuk beralih ke gas, terutama kepada masyarakat di perkotaan.

Meski mengalami kendala yang mirip, kawasan di perbatasan Kalimantan-Sabah dan Serawak, Malaysia, tidak diperlakukan sama. Konversi minyak tanah ke gas di kawasan perbatasan Kaltim-Sabah, misalnya di kabupaten Kutai Barat, Malinau, dan Nunukan tetap ditargetkan tercapai di tahun 2011.

"Saat ini program ini tengah berlangsung intensif di Kutai Barat," kata General Manager UPMs VI yang membawahkan Kaltim dan Kalsel, Alfian Nasution.

Perbataan Kaltim-Sabah meski jauh dari pusat penyaluran di Balikpapan, tapi tetap memungkinkan dicapai walaupun dengan beragam moda transportasi, mulai dari transportasi darat dan laut dan sungai.

"Hanya perlu waktu sedikit lebih lama," kata Djaelani.

Jawaban yang sama juga dikemukakannya menanggapi laporan kelangkaan BBM di Nunukan, yang berbatasan langsung dengan Tawau, Sabah, Malaysia.

Sebelum mengunjungi stasiun pengisian gas Pertamina di Jalan Yos Sudarso, Djaelani melakukan inspeksi ke sejumlah rumah warga di lingkungan Kampung Atas Air, Jalan Pandan Barat, Marga Sari, RT 48, Balikpapan Barat.

Di sini ia melihat kebanyakan warga menggunakan tabung gas Elpiji 3 kg. Menurut laporan warga, kejadian yang menimpa mereka umumnya karena karet seal sudah aus, sehingga gas bocor ketika regulator dipasang.

Karet seal ini adalah penyekat antara regulator dengan saluran keluar gas dari tabung.

Menurut Direktur Djaelani, ia juga sering dilapori bahwa banyak tabung yang sudah tidak memiliki seal lagi saat akan diisi ulang.

"Sangat mungkin diambil lagi oleh masyarakat, apakah ketika masih di rumah atau saat sudah di agen di penampungan sebelum diantar ke kami untuk diisi ulang," ujarnya.

Perkara seal karet ini, tegas Djaelani, adalah urusan Pertamina. Masyarakat yang membutuhkan tinggal minta ke stasiun pengisian yang terdekat dengan gratis.

(ANT-188/A027/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010