Purwakarta (ANTARA News) - Aktivitas pasar hewan di Purwakarta, Jabar, semakin meningkat, namun harga sapi lokal yang dipasok dari berbagai daerah harganya terus mengalami kenaikan.

Dari pantauan di pasar hewan Ciwareng, Purwakarta, Senin, harga sapi dengan taksiran produksi daging satu kuintal mencapai Rp 6,5 juta-Rp 7 juta per ekor, atau naik rata-rata Rp 500.000 dari harga yang berlaku pekan lalu.

Menurut para pedagang, kenaikan harga karena kondisi pasar yang semakin ramai dan kenaikan akan terus terjadi hingga menjelang Lebaran.

" Minggu terakhir menjelang Lebaran harga sapi dipastikan naik lagi, meski kenaikanya tidak begitu besar. Itu karena ramainya pasar," ujar Darmanto, pedagang sapi asal Tegal (Jetang), di tengah kesibukanya di pasar Hewan Ciwareng.

Pasar Ciwareng di Purwakarta, yang merupakan pasar hewan terbesar di Jawa Barat, terus dibanjiri hewan-hewan besar antara laion sapi lokal, seiring kebijakan pemerin yang mengatur pendistribusian sapi eks impor.

Pada pelaksanaan pasar pekan ini di hari Senin, terdapat 204 ekor sapi lokal.

Endro Sujarno, dari UPTD pasar hewan Ciwareng, menyebutkan peningkatkan jumlah sapi yang masuk pasar Ciwareng lebih disebabkan harga sapi terus naik, di samping permintaan pasar meningkat pula.

"Pekan lalu, sapi yang masuk pasar Ciwareng tidak mencapai 200 ekor. Sekarang banyak, apalagi menjelang Lebaran," katanya.

Sementara itu, harga daging sapi di pasar-pasar tradisional di Purwakarta bertahan Rp 60.000 hingga Rp 65.000 per kilogram.

Tingginya harga daging sapi, menurut para pedagang, terjadi karena tingginya harga sapi.

Judin, pedagang daging di pasar Leuwipanjang, Purwakarta, menyebutkan harga daging tetap tinggi karena pasokan daging dari tempat-tempat penyembelihan hewan terbatas dalam sebulan terakhir.

Penyembelihan sapi/kerbau di rumah potong hewan (RPH) di Citalang, Purwakarta, misalnya, tidak lebih dari empat ekor per hari, dari biasanya tujuh hingga delapan ekor.

"Tidak tahu nanti menjelang Lebaran, tapi mudah-mudahan pasokan daging lancar dan harga stabil," ucapnya. (ANT151/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010