Kota Gaza, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Pesawat tempur Israel melancarkan empat serangan udara atas Jalur Gaza di selatan pada Selasa malam, tapi tidak menyebabkan cedera, kata saksi dan sumber keamanan Palestina.

Serangan itu menyasar daerah di dekat Rafah dan utara Khan Yunis, dekat perbatasan dengan Mesir, serta di dekat Zeitoun, timur kota Gaza, dan kampung pengungsi Deir Balah di pusat wilayah tersebut.

Wanita juru bicara tentara Israel mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa angkatan udaranya melakukan empat serangan terhadap Jalur Gaza, menyasar "bengkel senjata dan tiga terowongan, yang digunakan untuk penyelundupan senjata" dari Mesir.

Ia menambahkan bahwa serangan itu merupakan balasan atas penembakkan mortir pada Selasa terhadap Israel dari Jalur Gaza.

Dua tentara Israel luka ringan pada Selasa akibat mortir tembakan pejuang Palestina itu, kata tentara.

Pada Senin, seorang pejuang Jihad Islam tewas dan seorang prajurit Israel luka dalam bakutembak.

Menurut tentara Israel, lebih dari 115 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel sejak awal tahun ini.

Israel melancarkan perang tiga pekan terhadap penguasa Gaza, Hamas, pada Desember 2008 hingga Januari 2009. Negara teroris Yahudi itu menyatakan perang tersebut untuk mengekang tembakan roket dari Gaza.

Kekerasan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza berkurang sejak perang tiga pekan di Jalur Gaza berahir pada Januari 2009.

Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza itu dengan dalih menghentikan penembakan roket hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding, yang dikecam dan dikutuk berbagai penjuru dunia.

Angkatan Udara Israel membom lebih dari 40 terowongan, yang menghubungkan wilayah terkucil Jalur Gaza dengan gurun Sinai di Mesir saat gempuran itu dimulai.

Terowongan lintas perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza, yang terputus dari dunia luar akibat dikucilkan Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina, yang mencakup ratusan warga dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, dinyatakan bertujuan mengahiri penembakan roket dari Gaza. Tiga belas warga Israel tewas dalam perang itu.

Upaya perdamaian Timur Tengah macet sejak kemelut itu dan Jalur Gaza tetap dikucilkan Israel.

Jalur Gaza, kawasan pesisir padat penduduk, dikucilkan Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah, yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pertempuran maut beberapa hari.

Sejak itu, wilayah miskin tersebut dikucilkan Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah, yakni Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, dan Tepi Barat, yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Eropa Bersatu, Israel dan Amerika Serikat memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Wilayah miskin berpenduduk 1,5 juta jiwa itu sebagian besar bergantung pada jaringan terowongan di perbatasan sejak Israel dan Mesir menutup Gaza dari semua penjuru pada 2006, kecuali untuk bantuan penting, setelah gerilyawan menangkap seorang tentara Israel.
(B002/M016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010