Tegal (ANTARA News) - Ratusan buruh PT Industri Sandang Nusantara (ISN) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu, mendirikan tenda keprihatinan di depan pintu gerbang pabrik itu.

Massa menuntut manajemen perusahaan segera memberikan uang pesangon setelah PT Industri Sandang Nusantara diambil alih PT Damansara, Solo.

Selain itu, para buruh juga menolak kebijakan manajemen yang mengontrakkan perusahaan kepada PT Damansara, Solo sebagai pengelola baru paska-berhentinya PT ISN.

"Kami menolak sikap perusahaan jika mengontrakkan PT ISN ke perusahaan tekstil lain sebelum menyelesaikan kewajibannya untuk memenuhi sisa upah yang menjadi hak karyawan," kata Nurahman, salah seorang buruh PT ISN itu.

Ia mengatakan para buruh akan terus berada di tenda keprihatinan sampai pihak manajemen PT ISN menyelesaikan urusannya.

Puji Prasetyono, seorang buruh PT ISN mengatakan sisa upah yang belum diterima oleh para karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja BUMN PT ISN mencapai ratusan juta rupiah.

Namun yang lebih menimbulkan kemarahan para buruh, kata dia, justru pihak perusahaan lebih mementingkan rekanan pengontrak daripada karyawan yang belum dibayar.

"Oleh karena itu, kami bertekad akan mendirikan tenda keprihatinan di PT ISN sampai tuntutan kami diberikan," katanya.

Pengurus Pusat Serikat Pekerja (PPSP) PT ISN Kabupaten Tegal, Kunto Kuncoro mengatakan menyesalkan sikap tindakan manajemen PT ISN yang terkesan tidak memikirkan nasib karyawan.

"Sudah disebutkan dalam perjanjian kerja bersama, bahwa setiap perusahaan melaksanakan PHK terhadap karyawan maka sekaligus harus menyelesaikan hak karyawan terlebih dahulu. Namun, kenapa hal itu justru dilanggar PT ISN," katanya.

Komandan Keamanan PT ISN, Suwarto mengatakan PT ISN sudah dikontrakan ke PT Damansara, Solo sejak 14 Agustus 2010 sehingga kebijakan manajemennya sudah tidak berlaku karena wewenang perusahaan sudah beralih ke pengelola yang baru.

"Jadi tidak ada alasan bagi karyawan untuk mencegah dikontrakan atau menghalangi PT Damansara mengganti logo PT ISN dengan logo PT Damansara," katanya. (KTD/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010