Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita mengaku akan mengusulkan kepada pemerintah agar penonton dihadirkan di stadion dalam jumlah terbatas.

"Jadi, awalnya yang bisa menonton itu cuma para undangan. Kemudian, kalau situasi pandemi masih terkendali, bisa ditingkatkan jadi 500 penonton dan seterusnya. Artinya bertahap. Kami belum berani kalau langsung 5.000 orang, misalnya," kata Akhmad Hadian kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Menurut Akhmad, dengan hanya menghadirkan para undangan dalam tahap awal untuk mengurangi risiko penularan COVID-19, maka LIB bisa menangani sekaligus membiasakan diri dengan sistem yang akan dibangun.

Sistem ini nantinya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan karena LIB rencananya hanya mempersilakan masyarakat yang sudah divaksin untuk menyaksikan laga di dalam stadion.

Baca juga: LIB dan Kemenpora segera gelar rapat Liga 1 dan 2

"Dan itu harus sudah mendapatkan dua dosis vaksin. Data soal vaksinasi ini tentu hanya bisa disinkronkan dengan catatan dari Kementerian Kesehatan," kata Akhmad.

Dalam mengkaji kehadiran penonton di stadion, LIB mengacu  FIFA dan AFC serta pelaksanaan liga-liga negara tetangga.

"Kami melihat dan sudah menjalin komunikasi juga dengan penyelenggara Liga Thailand, Malaysia dan Vietnam yang sudah ada penontonnya di stadion," kata Akhmad.

Kehadiran penonton di dalam stadion ketika Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2021-2022 bergulir belum dapat dipastikan karena masih akan didiskusikan dalam rapat koordinasi antara Menpora, PSSI, LIB, Polri, KONI, dan Satgas COVID-19, Selasa pekan depan di Jakarta.

Soal Liga 1 musim terbaru, meski belum mengantongi izin keramaian dari Polri, PSSI berencana melaksanakannya mulai 3 Juli 2021 dan Liga 2 dilangsungkan dua pekan kemudian.

Baca juga: LIB: tak mudah kaji kehadiran penonton di stadion

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021