Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan RI (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menegaskan bahwa status Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia adalah perguruan tinggi negeri (PTN) yang sudah melengkapi semua persyaratan sesuai aturan Kemendiknas RI.

"Dengan demikian, gelar para lulusannyapun setara dengan gelar magister dari PTN lain dan bisa dipertanggungjawabkan, hal ini juga karena secara peraturan bisa dipertanggungjawabkan," kata Menhan usai acara wisudawan Unhan di Kantor Kemhan RI di Jakarta, Sabtu (21/8) malam.

Menurut Purnomo, pendirian Unhan untuk menjawab kebutuhan di masa depan dalam rangka membangun strategi perang semesta. Artinya, katanya, pendirian Unhan ini karena di masa mendatang akan ada ancaman non-militer melalui strategi perang semesta.

Dikemukakan, pengertian perang semesta di akademi militer maupun di sekolah staf komando hanya dikaitkan dengan persoalan militer, sedangkan di Unhan Indonesia dipandang sebagai masalah pertahanan yang lebih luas.

"Jadi perang semesta tidak hanya soal komponem utama, tetapi juga mencakup komponen cadangan dan komponen pendukung,? kata Purnomo.

Wakil Mendiknas Fasli Djalal pada kesempatan sama menyatakan bahwa sejak lebih dari satu tahun lalu Unhan sudah berdiri sebagai badan hukum pergurun tinggi (BHP) yang pertama sesuai UU BHP, namun karena UU BHP dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, maka Unhan kemudian berubah menjadi PTN.

"Dengan berubah status tersebut maka Unhan bisa tetap melaksanakan semua kegiatan akademiknya, termasuk mewisuda lulusannya,? katanya.

Menurutnya, hal itu telah sesuai dengan peraturan dan perundang-undangam yang ada, sehingga tidak ada keraguan terhadap eksistensi lulusan Unhan. "Jadi sangat dipertanggungjawabkan para lulusan magisternya,? kata Fasli.

Ia menjelaskan bahwa pendidikan di Unhan lebih pada pengembangan keilmuan yang bersifat kajian dan bisa mencapai gelar doktor, sedangkan di Sesko TNI lebih pada pengembangan keterampilan dan kompentensi.

"Ini Universitas Pertahanan pertama yang mengambil berbagai sudut pandang dari pertahanan secara menyeluruh," kata Fasli. (ANT-190/AST/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010