Aden, Yaman (ANTARA News/AFP) - Pertempuran meningkat di Yaman selatan, Senin, dan militer membom tersangka gerilyawan Al-Qaeda yang tampaknya menguasai kota Loder, sementara warga sipil pergi menyelamatkan diri.

Pihak berwenang menyatakan bahwa Adel Saleh Hardaba (27), yang mereka sebut sebagai orang kedua Al-Qaeda di kota wilayah selatan, Loder, tewas dalam pertempuran baru pada Senin.

Loder, yang terletak di provinsi Abyan, dilanda bentrokan-bentrokan mematikan sejak Jumat.

"Militer mengepung ketat kota itu, memburu militan Al-Qaeda dan orang-orang bersenjata yang bekerja sama," kata seorang pejabat keamanan.

Ia menambahkan bahwa militer membom rumah-rumah yang digunakan sebagai tempat peluncuran serangan.

Menurut pejabat itu, banyak militan yang bersembunyi di kota itu diyakini sebagai warga asing, terutama orang Arab Saudi dan Pakistan.

Seorang pejabat keamanan lain mengatakan kepada AFP, penduduk sipil meninggalkan kota itu dan "hanya orang-orang bersenjata yang tertinggal".

Sedikitnya 29 orang, termasuk 11 prajurit, tewas dalam bentrokan-bentrokan yang meletus pada Jumat di Loder. Tujuh tersangka militan Al-Qaeda tewas Minggu sementara tujuh orang lain tewas pada Jumat.

Sejumlah saksi mengatakan, pertempuran meningkat sejak Minggu malam, setelah ultimatum pemerintah terhadap gerilyawan agar menyerah berakhir waktunya.

Menteri Pertahanan Yaman Jendral Mohammed Nasser berada di kota wilayah selatan itu Minggu untuk mengawasi operasi, kata seorang pejabat suku.

Warga sipil pergi setelah militer membagikan selebaran Minggu yang mendesak penduduk meninggalkan kota yang berpenduduk 80.000 orang itu di tengah kekhawatiran mengenai serangan terhadap rumah yang diduga sebagai tempat persembunyian anggota Al-Qaeda.

Yaman selatan dikhawatirkan menjadi pangkalan Al-Qaeda yang menyatukan diri lagi, di bawah jaringan lokal Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).

Wilayah selatan juga berulang kali menjadi lokasi protes dan kerusuhan separatis dimana penduduk selatan mengeluhkan diskriminasi oleh pemerintah Sanaa menyangkut alokasi sumber daya.

Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember.

Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember.

Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010