Kabul (ANTARA News/AFP) - Lima tentara persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO tewas dalam serangan di daerah bergolak di Afghanistan pada Senin, kata pejabat. Dua tentara Prancis tewas dan tiga lagi luka, kata kantor Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, membuat tentara Perancis tewas akibat penempatan itu menjadi 47 orang.

Korban itu adalah seorang perwira dan seorang prajurit dari Resimen Infanteri Marinir 21, yang luka parah akibat tembakan senjata ringan dalam gerakan semalam di selatan Tagab, 55 kilometer timurlaut Kabul, ibukota Afghanistan.

Mereka dikenali kementerian pertahanan di Paris sebagai Letnan Lorenzo Mezzasalma (43 tahun), beristri dan beranak dua, dan Kopral Jean-Nicolas Panezyck (25 tahun), masih lajang.

"Mereka menyerahkan hidup dalam pelayanan bagi tekad Prancis untuk perdamaian dan keamanan rakyat Afghanistan," kata pernyataan Sarkozy, yang mengutuk "serangan pembunuhan" terhadap pasukan NATO di Afghanistan.

Satu tentara Hongaria tewas sesudah iringan Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO diserang di propinsi Baghlan, Afghanistan timurlaut, kata pernyataan kementerian pertahanan Hongaria.

Sersan Judit Abraham di antara 29 tentara dalam iringan ke bandar udara di dekat Mazar-i-Sharif untuk naik pesawat kembali ke Hongaria, kata Menteri Pertahanan Csaba Hende dalam jumpa pers.

Tiga tentara lain, semua bagian dari Satuan Pembangunan Kembali Angkatan Bersenjata Hongaria, luka, kata kementerian itu.

Abraham adalah tentara ketiga Hungaria tewas di Afghanistan.

Di selatan, kubu kelompok perlawanan, satu tentara Amerika Serikat tewas oleh bom rakitan, kata ISAF, yang kemudian menambahkan bahwa tentara kedua, juga asal negara adidaya itu, tewas dalam serangan.

Kematian pada Senin itu menjadikan 456 jumlah tentara NATO tewas di Afghanistan sepanjang tahun ini, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka laman mandiri icasualties.org.

Pada 2009, 520 tentara kehilangan nyawa dalam melawan perjuangan itu, yang menjadikannya tahun paling mematikan bagi pasukan asing, yang memerangi pejuang Taliban dan sekutunya di negara tersebut.

Amerika Serikat dan NATO menempatkan 141.000 tentara di Afghanistan untuk menumpas perlawanan Taliban, yang menghebat menjelang akhir tahun kesembilannya.

Jumlah itu dijadwalkan memuncak pada 150.000 tentara dalam pekan mendatang, dengan sebagian besar penyebaran baru ke wilayah membara di selatan, propinsi Kandahar dan Helmand, wilayah Taliban, tempat pertempuran paling sengit.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Taliban lebih kuat daripada yang diperkirakan NATO, namun sekutu di Afghanistan itu akan mencapai kemajuan, baik secara ketentaraan maupun politik, pada tahun ini, kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pada pekan kedua Juni.

NATO menghadapi kemunduran besar di Afghanistan saat Gedung Putih memecat Jenderal Amerika Serikat Stanley McChrystal, yang mengecam presiden dan penasihat utama dalam wawancara dengan sebuah majalah.

Perpecahan muncul di persekutuan 46 negara itu saat berusaha memadamkan perlawanan Taliban, dengan utusan khusus Inggris memperpanjang cuti, korban meningkat dan laporan bahwa Amerika Serikat "tanpa sengaja" mendukung panglima perang.(*)

(Uu.SYS/C/B002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010