Magelang (ANTARA News) - Museum Haji Widayat, peninggalan maestro lukis Haji Widayat, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibuka lagi setelah tutup sejak beberapa waktu lalu karena pengelolaan yang kurang baik.

"Kami melakukan perubahan pengelolaan untuk selanjutnya membuka lagi museum ini untuk umum," kata Direktur Museum Haji Widayat, Fajar Purnomo Sidi, di Magelang, Kamis.

Museum yang berada di Kota Mungkid, sekitar tiga kilometer sebelah timur Candi Borobudur itu, dikelola pihak keluarga Widayat.

Museum itu terdiri atas dua lantai di atas lahan seluas kira-kira 7.500 meter persegi dan diresmikan pada 2004.

Widayat meninggal dunia pada 20 Juni 2002 dalam usia 83 tahun dan dimakamkan di Makam Seniman Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Fajar menyatakan, rapat keluarga memutuskan perubahan pengelolaan museum agar masyarakat luas tetap bisa menyaksikan berbagai karya lukis sang maestro yang dipajang di museum tersebut.

Selain itu, katanya, museum itu juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan kesenian dan kebudayaan.

Hingga saat ini, katanya, pihaknya melakukan berbagai pembenahan museum sebelum pembukaan kembali yang rencananya pada Senin (30/8).

Ia mengatakan, museum itu menyimpan berbagai karya lukis karya Widayat dan sebagian lainnya karya para pelukis yang juga kawan sang maestro tersebut.

Kompleks itu antara lain terdiri atas museum penyimpan karya Widayat, Galeri Hj Soewarni dan Artshop Hj Soemini.

Menurut Fajar, lebih dari tiga ribu karya Widayat dan ratusan karya seni "non-Widayat" ada di museum itu.

Selain itu, kata satu dari 11 anak Widayat itu, museum tersebut juga memajang berbagai karya patung, seni instalasi, dan berbagai barang antik.

"Koleksi di museum ini tidak bisa dinilai dengan uang, tetapi ini menjadi warisan kebudayaan dan warisan karya seni yang bernilai tinggi, sehingga harus dilestarikan," katanya.

Ia mengatakan, sejumlah tokoh seperti pelukis, kolektor, seniman, dan budayawan diundang pada pembukaan kembali museum tersebut.

Pembukaan itu antara lain ditandai dengan sarasehan budaya, pentas seniman petani Komunitas Lima Gunung Magelang (Merapi, Merbabu, Andong, Menoreh, dan Sumbing), dan buka puasa bersama.(*)

(U.M029/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010