Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Helmi Fauzy meminta Indonesia menarik duta besarnya untuk Malaysia sebagai protes keras kepada negara serumpun tersebut.

Hal itu diungkapkan Helmi di Jakarta Jumat menanggapi tragedi penangkapan petugas KKP oleh polisi Malaysia dan rencana Malaysia mengeluarkan peringatan perjalanan bagi para warganya yang ke Indonesia.

"Menlu harus lebih tegas menyatakan protesnya, bentuk-bentuk gesture (bahasa tubuh) diplomasi kita harus jelas menunjukan ketidakanyamanan, kita meminta agar dubes (duta besar) kita ditarik menunjukkan gesture bahwa kita serius, sebagai refleksi atas luka batin masyarakat Indonesia," katanya.

Ia menambahkan, untuk urusan di Malaysia, sementara waktu diberikan pada level teknis, kuasa usaha.

"Sudah selayaknya bila harga diri dan martabat bangsa dinjak-injak, kita berani untuk membela, jangan sampai negara yang terus direndahkan oleh negara yang menganggap serumpun," katanya.

Menurut dia, selama ini, telah banyak provokasi yang dilakukan oleh pihak Malaysia. Namun demikian, pihak Indonesia tidak memberikan tanggapan yang jelas atas ketidaknyamanan terhadap provokasi tersebut.

"Mulai dari Ambalat, banyak TKI kita yang dihukum gantung, sampai seringnya terjadi penyerangan oleh pihak Malaysia di pantai kita, ini kan kalau dibiarkan mereka akan semakin merajalela. Perbatasan kita akan ternacam semakin mengkerut, pulau-pulau terluar juga akan bermasalah," katanya.

Ia mengatakan, provokasi Malaysia terhadap Indonesia selain sebagai sarana untuk mengukur kesungguhan kita terhadap wilayah perbatasan juga ingin mengurangi pengaruh Indonesia sebagai pemimpin ASEAN.

"Saya menengarai ada upaya-upaya Malaysia merebut kepemimpinan tradisional Indonesia di ASEAN, kita terus menerus di permalukan dan kita tidak memberikan ketegasan diplomasi," katanya.

Ia menambahkan, sudah sembilan nota protes Indonesia kepada Malaysia, namun hal itu tidak membuat aksi provokasi berhenti.

"Mereka hanya memasukan ke dalam laci saja. Kalau seperti ini ya tidak ada gunanya, kita perlu `gestur` diplomasi yang tegas untuk menyatakan ketidaknyamanan kita," katanya.

Ia mengatakan, aksi-aksi demonstrasi yang saat ini terjadi karena pemerintah tidak tanggap terhadap luka batin masyarakat Indonesia yang merasa dilecehkan.

"Jadi ini reaksi dari kurangnya diplomasi yang lebih tegas," katanya.

Seperti diberitakan, demonstrasi anti Malaysia marak terjadi semenjak terjadinya insiden penangkapan tiga petugas Kementrian Kelautan dan Perikanan di Perairan Berakit, Pulau Bintan, Kepulauan Riau, pada 13 Agustus 2010.

Akibat maraknya demonstrasi tersebut, Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman menyatakan akan mengeluarkan travel advisory bila diperlukan.

Anifah memperingatkan, pihak Malaysia tidak akan memberi toleransi lebih lama lagi jika aksi-aksi demo tersebut terus berlangsung.

(M041/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010