Bengkulu (ANTARA News) - Seekor Harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) betina bernama Mekar siap ditranslokasi ke pusat rehabilitasi harimau di kawasan konservasi Tambling Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Provinsi Lampung, Jumat.

Hal itu setelah harimau berumur lebih dari dua tahun itu dicek kesehatannya oleh tim kesehatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu dan tim kesehatan Taman Safari Indonesia.

"Hasil pemeriksaan kami, Mekar dalam kondisi fit dan sudah siap diberangkatkan ke pusat rehabilitasi di Tambling," kata Dokter Hewan Taman Safari Indonesia Yohana usai memeriksa kesehatan Mekar.

Ia mengatakan Mekar akan ditempatkan di pusat rehabilitasi seluas satu hektare yang termasuk dalam 45 ribu hektare kawasan konservasi Tambling untuk memantau perkembangannya.

Cek kesehatan yang dijalani Mekar antara lain tes darah, jantung, dan cek fisik secara umum antara lain berat badan, tinggi badan dan pengukuran panjang badan.

"Hasilnya semuanya baik, seperti penyakit cacing yang dideritanya sudah sembuh dan beratnya saat ini 63 kilogram, panjang 185 cm hingga ujung ekor dan tinggi badan 77 cm,"jelasnya.

Mekar diamankan tim BKSDA Bengkulu pada 11 Juli dari Desa Mekar Jaya Kecamatan Ulu Talo Kabupaten Seluma.

Satwa terancam punah itu sering memasuki pemukiman warga sehingga meresahkan warga dan terpaksa diamankan oleh tim BKSDA.

Saat ditangkap petugas, harimau betina itu mengalami dehidrasi dan terdapat luka di bagian tubuhnya sehingga perlu perawatan dari tim medis BKSDA.

"Kami sudah melakukan perawatan selama lebih dari satu bulan dan kondisinya sudah jauh membaik dan naluri liarnya juga sudah mulai kelihatan," kata dokter hewan BKSDA Erniyanti Musabine.

Kepala BKSDA Bengkulu Andi Basrul mengatakan Mekar akan ditranslokasi ke Tambling pada Sabtu (28/8) menggunakan pesawat Casa.

"Hari ini pemeriksaan kesehatan menyeluruh terakhir sebelum besok Mekar akan dibawa ke pusat rehabilitasi harimau di Tambling, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan," katanya.

Pemilihan Tambling kata dia karena kawasan itu lebih aman bagi masa depan Mekar sebelum dilepasliarkan ke hutan Sumatra yang merupakan habitat aslinya.

Direktur Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Heru Darsono mengatakan Mekar merupakan Harimau Sumatra ketujuh yang dilepasliarkan di kawasan yang pengelolaannya didukung lembaga sosial Artha Graha Group milik Tommy Winata, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan itu.

Sebelumnya, enam harimau asal hutan Aceh dan Jambi bernama Pangeran, Agam, Buyung, Panti, Ucok, dan Salma sudah direhabilitasi dan tiga ekor sudah lepasliarkan di kawasan seluas 45 ribu hektare itu.

"Kasus Mekar cukup unik karena masyarakat tidak berniat membunuhnya walaupun sering berkeliaran di pemukiman, kami berharap setelah menjalani rehabilitasi di Tambling, Mekar bisa kembali ke habitatnya," jelasnya. (RNI/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010