Palu (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Muhammad Amin Saleh meyakini ada provokator dibalik kerusuhan penyerangan Markas Polsek Biau, Kabupaten Buol hingga mengakibatkan dua warga tewas terkena tembakan.

"Saya duga ada orang yang memperkeruh suasana dalam kerusuhan itu," kata Kapolda Amin Saleh kepada wartawan di Palu, Rabu dini hari.

Karena menurut dia, sebelum terjadinya kerusuhan, situasi keamanan di Buol aman kondusif, sehingga insiden itu tidak disangka-sangka akan muncul.

Apalagi, katanya, kematian Kasmir Timumun, seorang tukang ojek di tahanan Polsek Biau pada hari Senin (30/8), tidak dipermasalahkan oleh pihak keluarganya.

Bahkan pihak keluarganya langsung berkoordinasi dengan Kapolres Buol AKBP Amin Litarso dan menyatakan bahwa masalah itu adalah musibah dan pada saat itu juga situasi normal dan tidak ada apa-apa.

"Namun tidak disangka-sangka, setelah kita Salat Tarawih tadi kok tiba-tiba ada penyerangan mapolsek di Buol," kata dia.

Akibat penyerangan itu, lanjut Kapolda Amin Saleh, terjadi kerusakan dan korban jiwa serta luka-luka.

Dia menuturkan, jika nanti terjadi penyimpangan-penyimpangan oleh oknum anggotanya, maka itu tentunya ada prosedur-prosedur yang harus dilakukannya sebagai pengendali keamanan di Sulteng.

"Jelas kita akan tindak tegas jika terjadi penyimpangan yang dilakukan anggota dalam insiden itu," tutur orang pertama di Polda Sulteng itu.

Penyerangan itu adalah kali kedua setelah pada Senin malam (30/8), sekitar seratus warga menyerang Mapolsek Biau dengan batu.

Mereka tidak terima karena Kasmir Timumun yang menjadi tahanan di kantor polsek tewas yang diduga karena dianiaya oleh oknum anggota polisi.

Kasmir sendiri terlibat kecelakaan lalu lintas dengan seorang anggota kepolisian di kota itu menyebabkan ia ditahan, namun hari Senin Kasmir tewas di tahanan yang diduga akibat penganiayaan.

Jamal Timumun, kakak kandung korban, mengungkapkan di tubuh Kasmir ditemukan luka memar di kaki, wajah, rahang dan leher.

"Saya meyakini Kasmir tewas dianiaya dan bukan karena sakit," ujarnya.(*)

(ANT-106/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010