Kabanjahe, Sumut (ANTARA News) - Setidak-tidaknya belasan ribu warga dari sejumlah desa di Kabupaten Karo, Sumatera Utara hingga Rabu masih bertahan di sejumlah pengungsian, karena khawatir terjadinya letusan susulan Gunung Sinabung.

"Walaupun sejak dua hari terakhir ini belum ada peningkatan aktivitas yang berarti di Gunung Sinabung, tetapi kami masih mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya letusan susulan," ujar David Ginting, warga Desa Sukanalu, Kecamatan Naman Teran.

Pada Rabu dini hari Sinabung masih saja menyemburkan asap meski ketebalannya jauh berkurang dibandingkan dengan situasi saat akan meletus pada tanggal 29 dan 30 Agustus.

"Saya bersama ratusan warga desa lain sudah tiga hari mengungsi di pendopo rumah dinas Bupati Karo, tapi kami belum bisa memastikan kapan meninggalkan lokasi pengungsian itu," katanya.

Tempat pengungsian antara lain rumah dinas Bupati Karo serta beberapa titik lain di Kecamatan Kabanjahe dan Kecamatan Berastagi.

Pemerintah Kabupaten Langkat sejak tiga hari lalu telah menyediakan sebuah lokasi penampungan bagi pengungsi di Kecamatan Sungai Bingei. Di lokasi pengungsian ini dilaporkan terdapat ratusan warga.

Sementara itu Bupati Karo Daulat Daniel Sinulingga kepada pers di Kabanjahe membenarkan status Gunung Sinabung masih awas atau level IV.

"Kami meminta masyarakat agar bersabar mengikuti arahan pemerintah daerah, karena aktivitas dan sifat letusan Gunung Sinabung belum diketahui," paparnya.

Dia juga mengingatkan masyarakat agar mengenakan masker penutup hidung dan mulut serta menutup sumber air dan kepada masyarakat yang bermukim di bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Sinabung, dia meminta agar mewaspadai kemungkinan terjadinya bahaya sekunder berupa banjir lahar.

Ia menyebutkan intensitas curah hujan tergolong relatif tinggi di sekitar Gunung Sinabung.

Sebelumnya, Pemkab Karo menetapkan sebanyak 28 desa di empat kecamatan yang berada pada radius enam kilometer sebagai zona bahaya letusan Gunung Sinabung.
(ANT197/E011)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010