Aden, Yaman (ANTARA News/AFP) - Enam orang, termasuk empat polisi, tewas dalam bentrokan tengah malam di wilayah bergolak Yaman selatan, sementara serangan terpisah bergaya Al-Qaeda menewaskan seorang ketua suku dan dua pengawalnya, kata beberapa pejabat, Minggu.

Empat polisi dan dua militan tewas ketika pertempuran antara pasukan keamanan dan separatis meningkat pada Sabtu larut malam di Habilayn di provinsi Lahij di wilayah selatan, kata petugas medis dan pejabat setempat kepada AFP.

Sebelumnya sejumlah pejabat mengatakan kepada AFP bahwa dua polisi dan seorang militan tewas dalam bentrokan pada Sabtu.

Kekerasan meletus saat fajar ketika pasukan keamanan mendirikan pos pemeriksaan di luar Habilayn, yang menyulut bentrokan antara tentara Yaman dan militan dari Gerakan Selatan, kata seorang pejabat daerah.

"Keadaan tegang di Habilayn, dan pasukan pemerintah terpaksa menarik bala-bantuan yang dikirim ke daerah itu," kata beberapa warga yang dihubungi AFP, Minggu.

Sementara itu, Syeikh Hussein Saleh Mashdal, seorang ketua suku Al-Fadl, tewas bersama dua pengawalnya dalam serangan tengah malam di Abyan, sebuah provinsi lain di Yaman selatan, kata seorang pejabat keamanan.

Pejabat yang menolak disebutkan namanya itu menyalahkan Al-Qaeda atas serangan tersebut.

Mashdal "memimpin upaya penengahan antara pihak berwenang dan militan Al-Qaeda" di kota Loder, kata salah seorang kerabatnya kepada AFP.

Bentrokan-bentrokan sengit di Loder antara militan Al-Qaeda dan militer bulan lalu menewaskan sedikitnya 33 orang -- 19 militan, 11 prajurit dan tiga warga sipil -- menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber resmi dan medis.

Sejak bentrokan-bentrokan Agustus, pasukan keamanan Yaman telah menangkap 14 tersangka anggota Al-Qaeda di Loder, termasuk seorang pemimpin bernama Salah al-Dabani, kata kementerian dalam negeri pada Sabtu malam.

Yaman selatan dikhawatirkan menjadi pangkalan Al-Qaeda yang menyatukan diri lagi, di bawah jaringan lokal Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).

Wilayah selatan juga berulang kali menjadi lokasi protes dan kerusuhan separatis dimana penduduk selatan mengeluhkan diskriminasi oleh pemerintah Sanaa menyangkut alokasi sumber daya.

Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember.

Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember.

Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010