Yogyakarta (ANTARA News) - Artefak bawah air yang diangkat dari Perairan Cirebon beberapa waktu lalu seharusnya tidak dilelang karena memiliki nilai sejarah yang tidak dapat diuangkan, kata arkeolog dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prof Inajati Adrisijanti.

"Benda-benda bernilai sejarah sangat tinggi yang diangkat dari Perairan Cirebon beberapa waktu lalu seharusnya tidak untuk dilelang, melainkan disimpan di museum karena mengandung informasi sejarah yang sangat penting," kata Inajati di Yogyakarta, Selasa.

Inajati mengatakan benda-benda berharga asal muatan kapal tenggelam merupakan kekayaan sejarah milik Bangsa Indonesia yang nilainya tidak dapat diuangkan.

"Bahkan kalau perlu, pemerintah dapat membuat museum khusus untuk menyimpan artefak-artefak kuno peninggalan Kerajaan China tersebut," katanya.

Menurut Inajati alasan tidak mampu merawat yang disampaikan pemerintah tidak dapat diterima. "Perawatan artefak-artefak kuno tersebut dapat diserahkan kepada masyarakat, kalau pemerintah tidak mampu mendirikan museum khusus, pemerintah dapat menitipkannya kepada museum-museum swasta maupun perguruan tinggi yang memiliki jurusan arkeologi," katanya.

Ia mengatakan artefak-artefak kuno tersebut juga dapat menjadi bahan penelitian arkeolog-arkeolog Indonesia untuk memperkuat bukti adanya hubungan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di nusantara dengan kerajaan-kerajaan yang berasal dari China.

"Artefak-artefak kuno tersebut tentunya mengandung banyak data untuk melengkapi narasi-narasi sejarah nusantara. Kita semestinya dapat mengambil banyak pelajaran tentang hubungan dagang antara kerajaan-kerajaan nusantara dengan kerajaan-kerajaan mancanegara," katanya.

Pemerintah akan melanjutkan lelang sekitar 271.381 artefak berumur lebih dari 1.000 tahun yang berasal dari muatan kapal tenggelam di Perairan Cirebon.

Nilai benda-benda kuno peninggalan kerajaan di China sekitar abad ke-10 tersebut ditaksir mencapai Rp900 milyar. Lelang tahap ketiga direncanakan berlangsung pada 22-23 September 2010.

Sebelumnya telah dilaksanakan lelang tahap pertama pada 5 Mei 2010 dan lelang kedua pada 21 Juni 2010, tetapi sepi peminat. (ANT/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010