Jakarta (ANTARA News) - Meski pemesanan tiket dilayani sejak 30 hari sebelum Lebaran, antrean panjang para pembeli tiket tampak di loket-loket penjualan tiket kereta api di Stasiun Senin, Jakarta Pusat, Rabu sore.

Pukul 15.30 WIB, antrian calon pembeli tiket di loket penjualan tiket kereta api yang melalui Jalur Selatan Jawa lebih dari 200 orang dan di loket penjualan tiket kereta api Jalur Utara Jawa lebih dari 30 orang.

Ahmad Dimyati (41) warga Cibitung, Bekasi, yang mau membeli tiket Kereta Sawunggalih tujuan Kutoarjo, Jawa Tengah, berdiri pada deretan akhir calon pembeli tiket.

"Saya sudah datang dari pukul 09.00 WIB tapi loket ternyata baru buka pukul 15.00 WIB jadi jalan-jalan dulu. Eh, pas kembali sudah penuh seperti ini. Sepertinya tempat duduk sudah habis, jadi terpaksa beli tiket tanpa tempat duduk," kata Ahmad yang sore itu mengenakan jaket hitam dan menenteng tas besar.

Hamzah (45) yang berdiri tak jauh dari Ahmad juga sudah pesimistis bisa mendapat tiket bertempat duduk untuk menaiki kereta kelas bisnis Sawunggalih.

"Tidak tahu juga bisa dapat tiket berdiri atau tidak. Kalau tidak dapat mau beli tiket kereta ekonomi AC malam saja, semoga masih dapat," kata warga Karanganyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, yang hendak mudik ke kampungnya di Kutoarjo itu.

Menurut Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi I Jakarta Mateta Rijalulhaq, ketersediaan tempat duduk untuk kereta api bisnis dan ekonomi saat ini memang sudah sangat terbatas.

Ia menjelaskan PT Kereta Api menyediakan tiket tanpa tempat duduk sebanyak 50 persen dari kapasitas kereta api kelas ekonomi dan 25 persen dari kapasitas kereta api kelas bisnis.

"Dalam satu kereta ekonomi tersedia 106 tempat duduk, satu kereta bisnis 64 tempat duduk. Selama arus mudik, biasanya satu rangkaian terdiri atas 10 kereta," katanya.

Padat


Pada Rabu sore yang basah karena guyuran hujan deras, setiap sudut Stasiun Pasar Senen penuh dengan calon penumpang kereta api.

Halaman, bagian depan loket penjualan, teras depan, sampai peron stasiun penuh calon penumpang.

Ada yang duduk di kursi atau hamparan tikar dan karpet atau lantai, tapi banyak pula yang hanya bisa berdiri dengan tas-tas besar dan tumpukan kardus diantara mereka. Penyedia jasa penukaran uang pecahan baru berada diantara mereka sambil berteriak-teriak "uang baru pak, bu, Rp2.000-an, Rp10 ribuan", berusaha mengais rejeki diantara kerumunan pemudik.

"Kami memang seleksi penumpang supaya yang berada di peron hanya yang akan berangkat untuk menghindari salah naik kereta dan tumpukan penumpang di peron, jadi yang lain harus tunggu di luar," kata Mateta.

Pihaknya, kata Mateta, menyediakan aneka hiburan di tempat tunggu calon penumpang. Posko kesehatan, pos keamanan, posko dinas sosial dan pusat informasi juga disediakan oleh instansi terkait di sekitar stasiun.

Selama arus mudik Lebaran, Mateta menjelaskan, jumlah pengguna angkutan kereta api semua kelas melonjak drastis.

"Pada hari biasa penumpang yang berangkat dari sini 4.000 sampai 5.000 orang, sekarang lebih dari 18 ribu," katanya.

Tanggal 7 September 2010, jumlah penumpang kereta yang meninggalkan Stasiun Pasar Senen menuju berbagai kota di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 18.194 orang.

Menurut dia, jumlah penumpang arus mudik Lebaran tahun ini diperkirakan naik dua persen dibanding tahun 2009.

Tahun 2009, jumlah penumpang kereta yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen pada tiga hari menjelang Lebaran sebanyak 23.911 orang sedang pada dua hari menjelang Lebaran sebanyak 16.737 orang.

(M035/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010