Jakarta (ANTARA News) - Bersyukurlah bagi mereka yang bisa berkumpul dan merayakan Lebaran bersama keluarga dan sanak saudara. Bahagia tentunya, meski harus menempuh perjalanan beratus bahkan beribu kilometer jauhnya.

Tetapi tidak mudah bagi sebagian orang untuk mendapatkan itu, seperti halnya yang dialami Syamsul Rizal, seorang pengawas Harmoni Central Busway. Bukannya berkumpul dengan keluarga, ia justru harus bertugas seusai shalat Id Jumat besok.

Mulai Lebaran besok pelayanan busway baru dioperasikan pada pukul 09.30 WIB selepas sholat Id dan jumlah armada yang beroperasi pun berkurang 20 persen, kata Syamsul.

Meski tidak sulit bagi Syamsul untuk berkumpul dengan keluarga, karena ia memang warga asli Jakarta, tapi tetap saja merasa sangat kehilangan dan sepi karena harus melewatkan Lebaran hari pertama bersama keluarga.

"Saya asli orang sini mas dan keluarga juga disini, jadi kalau silaturahmi tidak makan waktu berhari-hari," katanya menghibur diri.

Hal senada juga dialami Salum seorang petugas kebersihan dan pertamanan DKI Jakarta yang mengaku harus menyapu sampah-sampah di jalan-jalan ibukota pada hari pertama Lebaran besok.

Dalam Dinas Kebersihan dan Pertamanan tidak mengenal libur untuk hari besar, terlebih untuk hari raya Idul fitri, para petugas umumnya bertukar jam kerja untuk bersilaturahmi ketika Lebaran.

Salum yang berdomisili di Jakarta beruntung karena ia seorang kakek dari kelima cucu-cucu anaknya sehingga tidak perlu pulang kampung.

"Kangen dengan keluarga sudah pasti tapi tinggal anak-anak saya yang pulang ke rumah," katanya ketika menyapu pelataran Monumen Nasional di sisi Merdeka Barat.

Berbeda halnya dengan yang dialami Bripka Mulya dari Datasemen C pelopor yang besok harus berjaga di Gedung DPR ketika orang-orang shalat Id dan berlebaran, sementara istrinya sudah pulang ke kampung halamannya di Kebumen.

"Siapa yang tidak kangen berkumpul dengan keluarga, tapi berhubung tugas dan pengabdaian kepada masyarakat mau gimana lagi, lagipula sekarangkan sudah ada handphone untuk komunikasi" katanya ketika ditemui ANTARA di Stasiun Gambir.

Untuk menyiasatinya seorang polisi seperti dirinya dapat menggantinya di lain waktu.

"Sehabis lebaran baru bisa mengambil cuti untuk mudik tapi cuma tiga hari, tapi saya tidak akan mudik karena keterbatasan dana," ujarnya menggerutu salah satu personel aktif Brigadir Mobil yang sudah berdinas selam 14 tahun.

Sementara Mulya seorang petugas penjaga palang pintu kereta api stasiun Pasar Senen tidak bisa merayakan Lebaran seperti kebanyakan orang karena tugasnya menjaga keluar-masuk kereta api.

"Mau lebaran gimana, ditungguin aja masih ada yang nyelonong, bagaimana kalau ditinggal," katanya berkelakar.

Namun Mulya menyiasatinya dengan bertukar jam kerja dengan rekan kerjanya untuk pulang ke Cirebon nanti.

"Kalau di sini kita bertukar shift dengan teman-teman yang penting harus ada yang standby di sini, kalau misalnya tidak ada yang bertukar ya harus diterima, namanya juga bertugas," katanya.

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010