Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan rakyat sebetulnya berharap ada penurunan harga kebutuhan pokok jelang Idul Fitri, tetapi apa yang dikatakan Presiden RI dalam pidatonya, ternyata tidak bisa mengoreksi melonjaknya harga-harga.

"Karena itu, kami dari Fraksi Partai Golkar (FPG) berpendapat bahwa pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Rabu (8/9) malam sama sekali bukan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi rakyat di hari-hari ini," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Dalam pidato di hadapan para petinggi berbagai media dan wartawan Istana Kepresidenan tersebut, demikian Bambang Soesatyo (Bamsat), Presiden SBY hanya berusaha menjelaskan sikap pemerintah atas delapan persoalan yang terjadi akhir-akhir ini.

"Sayangnya, beberapa persoalan strategis yang menyangkut langsung kepentingan rakyat tidak tertangani dengan semestinya, terutama ketika Presiden menjelaskan sebab-musabab tingginya harga kebutuhan pokok akhir-akhir ini," kata anggota Komisi III DPR RI ini.

Bagi rakyat, demikian Bamsat, sangat jelas penjelasan Presiden itu sudah tak mungkin lagi menyelesaikan masalah.

"Kan rakyat berharap ada koreksi harga (kebutuhan pokok) jelang Idul Fitri. Akan tetapi, harga justru terus melonjak hingga H-2 Idul Fitri 2010. Dan, pidato semalam diyakini tidak akan menurunkan harga kebutuhan pokok pada hari ini," katanya menandaskan.


Obral Remisi

Sebagai anggota Komisi III DPR RI (Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Perundang-undangan), Bamsat mengatakan bahwa Presiden RI juga menegaskan tetap menjadikan perang terhadap korupsi sebagai prioritas.

"Akan tetapi, Presiden terkesan tidak merespons kekecewaan rakyat atas obral remisi yang juga dinikmati sejumlah narapidana koruptor. Bahkan, beberapa di antaranya menikmati pembebasan," katanya.

Pidato semalam, menurut Bamsat, dari segi waktu, juga kurang elegan karena sudah memasuki suasana Idul Fitri. (M036/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010