Jakarta (ANTARA News) - Pihak Istana Kepresidenan sedang menelusuri penyebab kematian Joni Malela (45 tahun), warga Cinangka, Kabupaten Bogor, yang meninggal dunia karena terinjak-injak kerumunan masyarakat yang ingin bersilaturahmi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan kepolisian sektor (Polsek) setempat.

"Saya sedang berkoordinasi, minta Polsek memastikan korban tewas itu. Tapi yang jelas itu `kan kerumunan dari pengunjung berdesakan di luar, bukan karena tindakan atau kekerasan yang dilakukan oleh petugas," katanya.

Julian menjelaskan, ia sempat memeriksa apakah petugas di lapangan bertindak di luar prosedur.

Namun, ia memastikan semua petugas berada di dalam halaman Gedung Sekretariat Negara sedangkan masyarakat yang saling mendorong berada di luar.

"Ini yang kita imbau agar mereka bisa menahan diri. Jangan sampai terjadi aksi saling dorong dan tidak berusaha memaksakan diri untuk masuk ke dalam," ujar Julian.

Julian mengatakan bahwa Presiden menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas kejadian tersebut.

Joni Malela berusia 45 tahun menghembuskan nafas terakhir di mobil ambulance setelah lama terdorong-dorong di depan pintu pagar Gedung Sekretariat Negara, Jalan Majapahit.

Aksi dorong-dorongan ribuan warga terjadi di depan pintu pagar Sekretariat Negara sebelum dibuka pada pukul 14.00 WIB.

Belasan warga pingsan karena tergencet di celah pintu pagar yang hanya dibuka sedikit.Beberapa warga mengaku antusias datang bersilaturahmi dengan Presiden Yudhoyono karena mendengar informasi mendapakan uang Rp300 ribu rupiah.

Julian membantah informasi tersebut berasal dari lingkungan Istana Kepresidenan.

Namun, ternyata pihak Istana membekali uang transport sebesar Rp100 ribu kepada penyandang cacat yang telah bersilaturahmi kepada Presiden Yudhoyono.

Pintu keluar untuk para penyandang cacat dipisahkan dari warga biasa dan mereka mendapatkan amplop uang transport selain bingkisan kue dan air mineral.

Menurut pegawai yang menyerahkan amplop tersebut, pimpinannya memberikan arahan agar uang transport hanya diberikan kepada penyandang cacat.

Warga biasa yang sehat jasmani mendapatkan bingkisan kue dan air mineral.
(D013/A035)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010