Cirebon (ANTARA News) - Penumpang mudik Lebaran yang menggunakan kereta api berangkat dari Cirebon menuju Surabaya, Sabtu, masih padat, bahkan sejumlah penumpang terpaksa menunda keberangkatan hingga Minggu (12/9).

Pantauan di Stasiun Perujakan, Sabtu, Kereta Matarmaja tujuan Blitar dan Ka Kertajaya Tujuan Pasar Turi Surabaya yang tiba di Stasiun Perujakan pukul 19:00 WIB terlihat penuh sesak, sehingga sejumlah penumpang menunda keberangkatan.

Petugas KA di Stasiun Perujakan, Partahi mengatakan, bahwa penumpang yang akan naik dari Cirebon tidak memaksakan diri naik kereta jika penumpang di dalam penuh karena masih ada KA Lebaran tambahan.

Menurut dia banyaknya calon penumpang yang menggunakan kereta api karena berdasarakan pengalaman tahun lalu pada H+1 KA ke Surabaya dan Blitar sepi.

"Mungkin semua orang berpikiran sama, pada hari H+1 sepi. Jadi terjadilah penumpukan penupang," katanya.

Dikatakannya, sejak hari H Lebaran penumpang mudik yang menggunakan KA dan naik dari Cirebon cukup banyak, padahal KA tersebut sudah penuh dari Jakarta, sehingga beberapa penupang terpaksa mengundurkan diri.

Khusus bagi penumpang yang mengundurkan diri karena KA penuh, ticket penumpang dikembalikan penuh tanpa potongan karena bukan kesalahan penumpang, katanya.

Salah seorang penumpang tujuan Surabaya, Suparno, mengatakan ia yang naik kereta Kertajaya pada hari H Lebaran, Jumat (10/9), tetapi karena penuh terpaksa ditunda Sabtu (11/9).

"Akan tetapi karena Sabtu juga penuh, saya terpaksa menunda besok Minggu (12/9)," katanya.

Ia mengaku dua kali mengembalikan tiket KA Kertajaya ke Cirebon-Surabaya seharga Rp35 ribu karena KA padat.

Humas PT.KAI Daop III Cirebon Rudi Efendi, mengatakan tolerasi penumpang kelas ekonomi 150 persen. Ia mengatakan arus mudik masih padat karena mungkin sama-sama berpikir bahwa H+1 KA sepi.

Ia menambahkan, kendati arus mudik masih berlasung, arus balik dari Surabaya ke Jakarta mulai padat Minggu (12/9) seraya menambahkan selama arus mudik angkutan Lebaran berjalan lancar.  (ANT-059*Y003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010