Damaskus (ANTARA News) - Perjanjian perdamaian antara Suriah dan pemerintah Israel sekarang ini "sulit dibayangkan", kata Presiden Suriah Bashar al-Assad pada  utusan Prancis.

Bashar al-Assad, seperti dikutip oleh kantor berita resmi negara itu, Senin mengatakan bahwa Suriah mengharapkan untuk melihat kemajuan dalam mencapai perjanjian dengan Israel, tapi "kebijakan Israel membuat hal itu sulit untuk dibayangkan".

Ia berbicara pada Claude Cousseran,  utusan presiden Prancis yang bertugas  melancarkan kembali perundingan antara kedua belah pihak itu.

Hal yang dikatakan Assad pada Cousseran adalah bahwa Turki, tetangga utara Suriah, harus memainkan peran jika pembicaraan perdamaian antara Suriah dan Israel dimulai lagi.

Bashar al-Assad mengatakan suatu pembicaraan baru harus dibangun berdasarkan pada empat putaran pembicaraan tidak langsung yang telah ditengahi oleh Turki. Pembicaraan itu  macet pada saat serangan Israel terhadap Gaza pada 2008.

Pada Mei, hubungan antara Israel dan Turki memburuk ketika tentara Israel membunuh sembilan aktivis Turki yang naik sebuah kapal bantuan yang berusaha menembus blokade Israel terhadap Gaza.

"Presiden Assad menegaskan bahwa Suriah akan mengupayakan perjanjian yang adil dan komprehensif serta pentingnya mengkoordinasikan dengan Turki mengenai hal itu," kata kantor berita tersebut.

Amerika juga terlibat
Suriah menganggap Prancis sebagai imbangan kekuatan bagi AS, sekutu dekat Israel yang juga berusaha untuk melancarkan kembali pembicaraan antara Suriah dan Israel. Negara itu sedang mengawasi pembicaraan langsung baru antara Israel dan pemerintah Otonomi Palestina.

Pemerintah Suriah tidak mengkritik pembicaraan Palestina-Israel itu, tapi mengatakan semua kelompok Palestina mestinya diwakili. Ia juga membolehkan pemimpin Hamas di pengasingan menyuarakan penentangan berapi-api terhadap pembicaraan itu dari Damaskus.

Suriah mengatakan komitmen Israel untuk mundur dari seluruh Dataran Tinggi Golan, yang Israel duduki sejak 1967, dibutuhkan sebelum pembicaraan dengan Israel dapat dimulai lagi.

Israel mengatakan dapat memulai lagi pembicaraan itu tanpa syarat, meskipun Presiden Israel Shimon Peres menuduh Suriah April lalu telah memasok rudal Scud pada Hizbullah.
(S008/M043)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010