Bengkulu (ANTARA News) - Rumah pengasingan Bung Karno di Kelurahan Anggut Atas Kota Bengkulu cukup diminati wisatawan nusantara. "Rata-rata pengunjung yang datang ke sini berasal dari luar Bengkulu seperti Jakarta, Palembang, Padang dan sebagainya," kata juru pelihara Rumah Bung Karno Surgrahanudin, Jumat.

Ia mengatakan wisatawan tersebut berkunjung karena tertarik dengan objek wisata rumah pengasingan Presiden RI pertama itu sehingga kian dikenal sebagai ikon wisata Bengkulu.

Pada masa lebaran lalu biasanya yang lebih mendominasi adalah wisatawan luar Kota Bengkulu, sebab kegiatan lebaran selain digunakan untuk mengunjungi sanak keluarga juga sambil menikmati objek wisata andalan daerah ini salah satunya rumah pengasingan Bung Karno.

"Pada saat lebaran dan libur lebaran tahun ini dengan tarif Rp2.500 untuk dewasa. Para pengunjung luar kota yang datang sangat ramai hingga mencapai ribuan orang jumlahnya, sedangkan pada hari biasa hanya 5-10 orang," katanya.

Mariska, seorang pengunjung dari Jakarta mengatakan ia sengaja menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno karena tertarik melihat kondisi rumah tersebut sambil mengunjungi keluarganya di Kota Bengkulu.

"Setiap liburan lebaran sambil mengunjungi keluarga di Bengkulu saya mengunjungi objek wisata di sini salah satunya rumah pengasingan Bung Karno," katanya.

Objek wisata sejarah rumah pengasingan Bung Karno merupakan salah satu andalan Provinsi Bengkulu yang berada di bawah pengawasan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi.

Di rumah tersebut tersimpan buku koleksi Bung Karno dengan beragam bahasa, sepeda ontel kesayangannya, foto bersama Fatmawati semasa hidupnya, beberapa lembar kostum yang dipakai untuk pertunjukan tonil dan sejumlah perlengkapan rumah tangga yang digunakan waktu itu.

Pada objek wisata sejarah tersebut juga sering digelar pertunjukan tonil Monte Carlo dengan tarif Rp2.500 perorang untuk perseorangan atau Rp1.500 perorang bagi pengunjung yang datang beramai-ramai.(*)
(ANT-213/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010