Kabul (ANTARA News) - Suatu ledakan keras akibat serangan roket di Kabul pada Sabtu pagi menghantam markas besar misi NATO di Afghanistan, kata seorang juru bicara NATO kepada AFP.

"Itu adalah serangan roket dari kaliber yang tidak diketahui, mendarat di sekitar markas besar Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF)," kata Letnan Komando Katie Kendrick, merujuk pada pasukan NATO itu.

"Tidak ada kerusakan atau korban dilaporkan akibat serangan itu," kata Kendrick kepada AFP.

Serangan roket itu terjadi pada saat warga Afghanistan pergi ke tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih parlemen baru, dengan pasukan keamanan siaga penuh setelah terdapat ancaman Taliban untuk menggagalkan pemilu itu.

Pemilu tersebut adalah tahap terakhir dalam proses yang dipimpin Amerika Serikat untuk membawa demokrasi ke negara miskin itu, yang selama 30 tahun dilanda perang dan dicekam oleh pemberontakan Taliban selama sembilan tahun.

Serangan itu terjadi pada saat 144.000 tentara NATO yang dipimpin AS berusaha untuk melaksanakan strategi kontra-pemberontakan untuk membalik meningkatnya momentum Taliban dan mengizinkan tentara Amerika untuk mulai meninggalkan negara itu tahun depan.

Gedung Putih memperingatkan, Jumat, tentang "kekhawatiran seriusnya terhadap keamanan" pada saat pemilu, yang kedua kalinya diselenggarakan sejak invasi yang dipimpin AS pada akhir 2001 yang menumbangkan rezim garis keras Taliban.

Taliban mengancam akan menyerang pusat-pusat pemungutan suara, para petugas pemilu dan pasukan keamanan pada Sabtu, dan mengingatkan para pemilih juga akan menerima akibatnya.

Pada malam menjelang pemilihan, gerilyawan Taliban menculik seorang calon anggota parlemen Afghanistan dan dipersalahkan menangkap 18 petugas pemilu lainnya.

Lebih dari 2.500 calon bersaing untuk memperebutkan 249 kursi di majelis rendah parlemen, atau Wolesi Jirga. Di antara mereka terdapat 406 wanita bersaing untuk memperebutkan 68 kursi yang dicadangkan untuk mereka, dirancang untuk memperbaiki hak-hak mereka. (*)

AFP/H-AK/A023

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010