Karakas (ANTARA News) - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, Jumat menolak lagi Duta Besar baru Amerika Serikat, Larry Palmer.

"Orang itu ditolak. Jika mereka (AS) memutuskan tidak mengirim duta besar, jangan kirim dia. Dan jika mereka ingin menarik duta besar kami, silakan lakukan.

"Kami negara bebas dan mereka bertindak dengan tidak sopan," kata Chavez, dalam acara resmi Partai Uni Sosialis Venezuela (PSUV) yang berkuasa.

Dalam acara yang disiarkan oleh saluran TV milik negara Venezolana de Television (VTV), Chavez mengatakan, pemerintah Presiden Barack Obama tak punya rasa tanggung jawab.

Dia menambahkan, bahwa Venezuela tidak akan pernah mengizinkan masuk Palmer, yang ditunjuk sebagai duta besar untuk Karakas pada 28 Juni oleh Obama.

Ini adalah keempat kalinya bahwa pemerintah Venezuela menolak secara umum masuknya Palmer setelah komentar-komentarnya yang tak bersahabat mengenai negara itu.

Chavez memerintahkan Menteri Luar Negerinya, Nicolas Maduro, untuk mengirim surat kepada Washington menjelaskan alasan mengapa Palmer ditolak oleh Karakas.

Pada 3 Agustus, Palmer mengecam "rendahnya moral Angkatan Bersenjata Venezuela" dan besarnya pengaruh Kuba terhadap Venezuela.

Dia juga menuduh hadirnya gerilyawan Kolombia di wilayah Venezuela.

Lima hari kemudian, Chavez mengumumkan kemungkinan penolakan terhadap Palmer.

"(Palmer) tak bisa menerobos semua hukum diplomatik. Bagaimana dia bisa menjadi duta besar? Dia akan ditolak," kata Chavez dalam kesempatan itu.

Hubungan-hubungan antara Venezuela dan AS memburuk setelah satu kelompok Venezuela gagal berusaha melakukan kudeta terhadap Chavez pada 2002.

Venezuela menuduh Washington mendukung kudeta itu, suatu dakwaan yang kemudian dibantah.

Hubungan-hubungan tersebut masih tegang dalam tahun-tahun belakangan ini, meskipun kedua pihak sepakat pada pertemuan puncak negara-negara Amerika di Trinidad dan Tobago pada April 2009, untuk mengupayakan hubungan berdasarkan saling kepentingan.

Pada September 2008, Chavez mengusir Duta Besar AS Patrick Duddy, yang dinyatakan sebagai orang yang tidak diinginkan di negara itu, untuk menunjukkan solidaritas dengan keputusan pemerintah Bolivia mengusir duta besar AS di La Paz.

Duddy kembali ke posnya pada Juni 2009 setelah Chavez dan Obama bertemu membahas persoalan itu selama konferensi tingkat tinggi di Trinidad dan Tobago.(*)

Xinhua/H-AK/H-RN

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010