Jerusalem (ANTARA News) - Israel mengecam Rusia, Senin, karena berencana menjual rudal jelajah antikapal kepada Suriah, dan menyatakan senjata canggih itu dapat diserahkan kepada gerilyawan Hizbullah di negara tetangga Suriah, Lebanon.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan di Washington kepada Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak , yang sedang berkunjung,bahwa ia sama prihatinnya dengan Israel "mengenai penyebaran senjata canggih yang dapat merusak kestabilan wilayah tersebut", kata pejabat pers Pentagon Geoff Morrell, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kesepakatan penjualan rudal Yakhont, dengan nilai 300 juta dolar AS, diumumkan pekan lalu oleh Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov. Ia mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa kesepakatan tersebut berasal dari kontrak 2007 dan juga telah menghadapi keberatan dari Amerika Serikat.

Pengumuman itu telah meningkatkan kemarahan di Israel, yang Menteri Pertahanan-nya Ehud Barak mengunjungi Moskow bulan September untuk menandatangani kesepakatan kerja sama militer dan mendesak Rusia agar tidak memasok Suriah dengan senjata yang dapat menantang kekuatan Israel.

Ehud Barak, yang mengunjungi Washington pada Senin, menyampaikan keprihatinan selama pertemuan dengan para pejabat Gedung Putih bahwa rudal Yakhont dapat "diserahkan kepada Hizbullah, sebagaimana telah terjadi pada waktu lalu, dan digunakan melawan Israel", kata kantornya di dalam satu pernyataan.

Gates, yang bertemu dengan Ehud Barak di Pentagon, juga mengangkat masalah penjualan senjata dengan Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov selama pertemuan mereka di Washington pekan lalu, kata Morrell.

Amerika Serikat "mengerti" Rusia memiliki hak untuk menjual senjata, tapi "kami ingin mereka mempertimbangkan akibat strategis dari penjualan itu", kata Morrell --yang menggambarkan pesan Gates kepada Serdyukov.

Suriah membantah Damaskus mempersenjatai Hizbullah, yang juga mendapat dukungan Iran. Hizbullah mengejutkan Israel dengan menyerang salah satu kapal angkatan lautnya dengan satu rudal jelajah selama perang Lebanon 2006.
(C003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010