Yogyakarta (ANTARA News) - Kalangan masyarakat diminta mewaspadai praktik penipuan yang dilakukan biro perjalanan fiktif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, kata Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Daerah Istimewa Yogyakarta Edwin Ismaedi Himna.

"Biro perjalanan fiktif ini mencari mangsa saat liburan sekolah, Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Mereka menjerat para korban atau calon wisatawan dengan menawarkan paket wisata dengan harga murah," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, oknum ini dalam menjalankan aksinya menggunakan alamat email atau jejaring sosial lain untuk menawarkan paket seperti kamar hotel, transportasi, dan akomodasi saat hotel-hotel sedang penuh.

"Ketika para wisatawan kebingungan mencari hotel dan penginapan, maka oknum ini menawarkan paket wisata atau kamar hotel dengan harga yang murah, kemudian meminta uang muka kepada korbannya," katanya.

Namun setelah korban membayar melalui rekening dan datang ke hotel yang tujuan, katanya, ternyata paket yang dimasud tidak ada.

"Kasus-kasus seperti ini banyak menimpa korban wisatawan dari Tanah Air seperti Kota Solo, Jawa Tengah, Lampung, Jakarta, dan kota besar lain serta wisatawan mancanegara," katanya.

Edwin mengatakan modus penipuan seperti ini banyak terjadi di Bali dan sudah ada beberapa nama biro perjalanan fiktif yang masuk dalam daftar hitam.

"Meskipun telah masuk daftar haram, oknum ini akan terus mencari korban dan menggunakan alamat atau nama lain, termasuk membuat semacam profil perusahaan melalui situs internet, padahal sebenarnya perusahaan tidak ada," katanya.

Ia mengatakan hingga kini memang belum ada laporan aksi penipuan dengan modus seperti itu di Yogyakarta, namun pihaknya tetap waspada dan melakukan langkah antisipasi.

"Kami mengimbau anggota ASITA untuk waspada, karena kasus semacam ini akan berdampak luas terhadap dunia pariwisata dan kredibilitas biro perjalanan," katanya. (V001/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010