Manado (ANTARA News) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengeluarkan kebijakan jemput bola mendesak perbankan di Indonesia agar mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Semua semua dirut utama (Dirut) bank pemerintah didatangi satu per satu guna bersinergi bersama menuju satu tujuan tingkatkan perekonomian bangsa dengan memberdayakan KUR," kata Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan pada Rapat Koordinasi KUR di Manado, Sabtu.

Kunjungan langsung ke perbankan yang lambat menyalurkan KUR, kata Hasan, merupakan salah satu bagian dan strategi agar dana ini bisa tersalur ke usaha mikro kecil menengah.

"Satu kuncinya dengan berkomunikasi secara langsung dan dilakukan secara terus menerus maka akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dihadapi perbankan sehingga enggan salurkan KUR," kata Hasan.

Ketemu langsung dengan pemimpin bank, kata Hassan, maka segala permasalahan di lapangan dapat terselesaikan cepat waktu, dengan demikian dapat mencapai percepatan realisasi KUR.

"Tidak cukup mengajak kerja sama pimpinan bank dengan hanya berkomunikasi melalui telepon ataupun fax, internet, tetapi akan lebih tinggi tingkat keberhasilannya bila kunjungi langsung direksi," kata Menkop.

Menkop mengatakan, ia sudah menginstruksikan kepada semua deputi Kementerian Koperasi dan UMK, untuk rajin2 telepon, jangan hanya laporan tertulis. sehingga pada hari itu juga dapat diketahui datanya.

Hubungan "person to person" harus diciptakan antara abdi negara yang menjalankan tugas mempercepat penyaluran KUR dengan para pengambil keputusan boleh tidaknya menyalurkan dana ini.

Kredit ini, kata Hasan, merupakan salah satu upaya pemberdayaan masyarakan yang selalu ditanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, setiap kali ketemu pasti ditanya bagaimana perkembangan KUR.

Perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap KUR, kata Hasan karena kredit ini merupakan program nasional yang menjadi tanggung jawab bersama, sehingga setiap hari pasti ditanyakan.(*)
(T.G004/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010