Bandung (ANTARA News) - PTKA dipastikan menanggung potensi kerugian senilai Rp120 miliar akibat penundaan kenaikan harga tiket Kereta Api (KA) kelas ekonomi menjadi Desember 2010.

"Awalnya kenaikan harga tiket KA kelas ekonomi akan dilakukan Oktober 2010, namun ada penundaan dari pemerintah menjadi Desember 2010. Potensi kerugiannya mencapai Rp120 miliar," kata Direktur Utama PTKA Ignasius Jonan seusai peringatan HUT Kereta Api ke-65 tahun 2010 di Kantor Pusat PTKA di Bandung, Selasa.

Menurut Ingasius, pihaknya telah merancang program dan operasional PTKA untuk 2010, termasuk memperhitungkan realisasi kenaikan harga tiket kelas ekonomi yang rencananya digelar Oktober 2010.

Namun dengan adanya surat pengunduran pelaksanaan kenaikan harga tiket KA kelas ekonomi itu, maka PTKA dipastikan kehilangan pendapatan tiket dari selisih rencana angka kenaikan yang telah dirancang.

"Kami sudah menghitung semuanya, termasuk rencana kenaikan Oktober 2010. Sehingga penundaan ini jelas sangat berpengaruh. Kenaikan harga tiket kelas ekonomi itu bukan untuk PTKA tapi dikembalikan untuk pelayanan kepada masyarakat," kata Ignasius.

Pihak PTKA berharap penundaan kenaikan tiket kelas ekonomi itu tidak lama-lama. Bila berlangsung lama tidak ada kenaikan jelas akan mempengaruhi bagi operasional PTKA.

"Penundaan kenaikan harga tiket itu tidak akan berpengaruh bila tidak berlangsung lama, namun bila berlama-lama jelas akan berpengaruh terhadap operasional PTKA," katanya.

Ketika disebutkan rencana kenaikan baru dilaksanakan Desember 2010, masih bisa diatas oleh PTKA, namun bila lebih dari akhir tahun dipastikan akan memberatkan bagi PTKA.

Meski tiket KA kelas ekonomi ada subsidi melalui Public Service Obligation (PSO) setiap tahun Rp535 miliar, namun menurut Ignasius kenaikan tiket kelas ekonomi sangat mendesak.

"Bisa saja operasional tak terganggu, namun pertumbuhan pelayanan kepada pelanggan KA dipastikan tidak begitu signifikan," katanya.

Kendati realisasi kenaikan harga tiket KA kelas ekonomi ditunda, kata dia, pihaknya tetap berupaya melakukan pelayanan maksimal sekaligus mempertahankan prestasi seperti diraih 2009 dimana mencatat keuntungan yang cukup signifikan.

Sementara itu Ketua Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) Sri Nugroho menegaskan pihaknya tetap menolak pengunduran pelaksanaan kenaikan harga tiket KA kelas ekonomi.

SPKA meminta pemerintah untuk tidak mengeluarkan surat penundaan kenaikan harga tiket ekonomi itu.

"Kami menolak pengunduran kenaikan tiket kelas ekonomi itu. Selain itu juga mendesak pemerintah agar memberlakukan subsidi harga BBM bagi KA," kata Sri Nugroho.

Bahan bakar untuk KA selama ini menggunakan harga industri, sedangkan angkutan umum dan angkutan darat lainnya menikmati harga BBM bersubsidi.

Namun demikian, Dirut PTKA Ignasius Jonan menyebutkan, pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Menteri Perhubungan yang menjanjikan harga BBM transportasi.

"Menhub menjanjikan pemberlakuan harga BBM untuk KA dengan BBM transportasi, skemanya kami masih menunggu," kata Dirut PTKA itu menambahkan.

(ANT/A026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010