Jakarta (ANTARA News) - Cendekiawan muslim Prof Dr Azyumardi Azra MA, di Jakarta, Selasa, menerima gelar kehormatan "Commander of the Order of The British Empire" (CBE) dari Ratu Inggris Elizabeth II.

Penganugerahan penghargaan istimewa tersebut disampaikan pemerintah Inggris melalui Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Martin Haltfull, dalam upacara sederhana yang diadakan di kediaman dubes itu di Jakarta.

Azyumardi yang pernah menjabat Ketua UK-Indonesia Islamic Advisory Group dinilai telah memberikan kontribusi yang besar dalam proses pemahaman antaragama.

Dubes Martin Maltfull mengatakan, setiap tahunnya, Yang Mulia Ratu Elizabeth II memberikan penghargaan kehormatan kepada semua orang dari berbagai latar belakang di seluruh dunia yang telah memberikan perubahan berarti bagi komunitas mereka.

Adapun gelar "CBE" sendiri diberikan kepada mereka yang memenuhi syarat antara lain memainkan peran penting di tingkat nasional, memiliki kepemimpinan yang menonjol dalam hubungan regional, atau memberikan kontribusi unggul dan inovatif dalam lingkup aktivitasnya.

"Penghargaan itu merupakan sesuatu yang `tidak biasa` dan langka, serta pertama kali semenjak saya menjabat di sini," kata Dubes Haltfull ketika menjawab pertanyaan tentang siapa saja tokoh yang pernah diberikan penghargaan serupa.

Kontribusi Azyumardi Azra menurut Haltfull merupakan sesuatu yang luar biasa dalam memberikan pemahaman antaragama, tidak hanya dalam konteks bilateral, namun juga internasional.

"Semua yang telah dilakukan beliau, merupakan sebuah kinerja yang sangat penting, bukan hanya bagi hubungan Indonesia dan Inggris saja, namun lebih luas lagi," katanya.

Dubes Haltfull menambahkan bahwa Azyumardi juga terus mencoba mengatasi kesalahpahaman masyarakat tentang radikalisme dan ekstrimisme.

"Penghargaan itu diberikan karena kontribusinya dalam memberikan pemahaman antar agama di Indonesia dan Inggris, maupun secara internasional," tegasnya.

Sementara itu, Azyumardi Azra yang diwawancarai setelah acara berlangsung merasa terhormat dengan penganugerahan tersebut.

"Bagi saya penghargaan ini sangat tinggi, apalagi merupakan yang pertama kali di Indonesia," katanya.

Azyumardi juga menilai bahwa penghargaan itu merupakan pengakuan kepada dirinya dan Indonesia yang memainkan peran dalam upaya membangun hubungan antaragama dan budaya yang lebih baik.

Ia juga menyampaikan bahwa apa yang telah dilakukannya banyak dibantu dengan latar belakang warga Inggris yang berasal dari ragam kebudayaan.

"Inggris yang merupakan negara multikultural lebih akomodatif terhadap proses dialog antaragama itu," kata mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Namun, ia juga menyampaikan bahwa tugas itu tidak serta merta selesai dengan sebuah penghargaan yang diberikan, namun masih ada tugas-tugas yang belum terlaksana.

"Masih banyak tugas yang belum selesai, dan kerja sama UK-Indonesia Islamic Advisory Group juga harus terus diperluas," katanya.

Pemerintah Inggris nampaknya menyadari bahwa tugas tersebut sangatlah penting dalam mendorong hubungan yang lebih baik lagi antara agama-agama besar di dunia, demikian menurut siaran pers.
(KR-PPT/A041)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010