Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menyebutkan kepercayaan pemodal asing terhadap stabilnya perekonomian Indonesia setelah krisis 2008, ditandai dengan masuknya arus modal yang kuat.

"Kepercayaan terhadap prospek negara telah mengalami pemulihan dan ditandai dengan masuknya arus modal yang kuat," ujar Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia Enrique Blanco Armas saat mengumumkan perkembangan triwulan perekonomian Indonesia di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pada Juni dan Agustus ada aliran modal masuk sebesar 7,3 miliar dolar AS dan diharapkan arus tersebut dapat membantu memenuhi potensi pertumbuhan Indonesia serta mendukung perbaikan taraf hidup seluruh penduduk.

"Melihat ke masa depan, tantangan kebijakan dalam jangka waktu pendek adalah bagaimana dapat menanggapi tekanan inflasi sembari memastikan arus `capital inflow` yang lebih stabil dan berkelanjutan," ujarnya.

Ia menjelaskan kembalinya arus modal masuk tersebut mengimbangi arus keluar yang terjadi pada Mei dan terjadi pada saham, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) serta Surat Utang Negara (SUN).

"Dukungan yang berasal dari domestik dan internasional mendorong arus tersebut dan menyebabkan peningkatan harga aktiva dalam negeri," ujar Enrique.

Ia menyebutkan, secara historis aliran modal paling cepat berubah yang pernah ditangani Indonesia adalah inevstasi asing pada SBI, karena sifat jangka pendek dan instrumen pasar uang ini.

"Dampak aliran modal yang tidak bisa diramalkan terhadap gejolaj kurs tukar mendorong BI untuk menerbitkan peraturan moneter yang baru pada Juni, namun efektifitasnya untuk meredam aliran jangka pendek ke SBI masih tidak pasti," ujarnya.

Peraturan yang dimaksud adalah periode penyimpanan minimum selama satu bulan bagi investasi SBI dan juga gerakan untuk menurunkan SBI dengan tenor yang lebih singkat serta menerbitkan sertifikat berjangka 9 bulan dan 12 bulan.

Menurut Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara, arus modal masuk (capital in flow) masih berlangsung dan tren akan terus meningkat apabila tahun depan Indonesia berhasil mendapatkan "investment grade"

"Yang penting sekarang masih `inflow`, kalau sudah `investment grade` malah lebih banyak. Kalau lihat angkanya, 2010 ini mencapai 14,3 miliar dolar AS dan ini menunjukkan masih `inflow`," ujarnya.

Namun, ia mengatakan pemerintah perlu mewaspadai apabila AS dan Eropa mulai menaikkan suku bunga, sehingga pemodal dapat sewaktu-waktu menarik aliran dananya. Apalagi saat ini belum ada instrumen efektif yang dapat menahan modal tetap di Indonesia.

"Aliran modal keluar terjadi bila AS menaikkan bunganya,.., kecuali Indonesia tiba-tiba pertumbuhannya bisa 8 persen, dan mereka bilang Indonesia masih menarik maka masuknya lebih banyak (inflow) atau AS tidak menaikkan bunga artinya pertumbuhan ekonomi dia melempem (sehingga) modal masih tetap di Indonesia," ujar Mirza. (ANT/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010