Paris (ANTARA News/Reuters) - Menara Eiffel dan taman Champ de Mars di sekitarnya dikosongkan, Selasa waktu setempat, untuk kedua kali dalam dua pekan, setelah ada peringatan bom, kata seorang wanita jurubicara tempat bersejarah di Paris itu.

"Polisi meminta kami mengungsi, dan mengatakan mereka telah menerima peringatan," kata wanita jurubicara tersebut.

Sebanyak 2.000 orang biasanya berada di daerah tersebut pada saat itu, katanya.

Wanita jurubicara polisi mengatakan dinas pemadam kebakaran telah menerima telepon dari telepon umum yang menyatakan ada paket yang mencurigakan di menara tersebut. Juru kamera Reuters di lokasi mengatakan polisi telah menutup daerah sekitar 200 meter dari menara itu.

Siaga bom itu adalah yang keempat dalam beberapa pekan. Para pejabat keamanan Prancis mengatakan pekan lalu negeri tersebut berada dalam siaga tinggi, setelah menerima pemberitahuan mengenai serangan bunuh diri yang direncanakan terhadap metro Paris.

Menteri Dalam Negeri Prancis , Brice Hortefeux mengatakan pada 20 September Prancis menghadapi ancaman aksi teror yang sesungguhnya sementara negara itu menghadapi reaksi dari gerilyawan Al-Qaida di Afrika Utara dan kekhawatiran bertambah tentang serangan dari sel-sel yang tumbuh di dalam negeri.

Polisi Prancis mengevakuasi para wisatawan dari Menara Eiffel dan sebuah stasiun kereta bawah tanah (metro) setelah ancaman bom dari penelepon gelap Selasa malam (14/9), kata polisi setempat.

Ancaman bom itu berawal dari telepon gelap yang diterima pihak perusahaan yang mengoperasikan menara Eiffel sekitar pukul 20:30. Si penelepon mengatakan, dia telah memasang bom di tempat itu.

Ancaman bom dari penelepon gelap juga melanda Stasiun Metro Saint-Michel. Akibatnya ialah aparat keamanan mengungsikan warga yang ada di sana, katanya.

Stasiun tersebut pernah dibom Kelompok Gerilyawan Aljazair (GIA) pada Juli 1995. Dalam insiden itu, delapan orang tewas dan 80 orang lagi luka-luka. (C003/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010