Miranshah, Pakistan (ANTARA News/Reuters) - Seorang pemimpin senior Al Qaida, Shaikh al-Fatah, diyakini telah tewas dalam kejadian yang diduga serangan pesawat mata-mata Amerika Serikat di perbatasan Pakistan-Afghanistan pekan ini.

Al-Fateh sedang melakukan perjalanan di Waziristan Utara, wilayah yang dikenal sebagai tempat tak aman dari gerilyawan Al Qaida dan Taliban, ketika kendaraannya dihantam oleh rudal pada 26 September, kata seorang pejabat intelijen Pakistan, Selasa.

"Empat orang Arab telah melakukan perjalanan dalam kendaraan itu dan Shaikh al Fateh adalah satu dari mereka," kata pejabat itu, yang hanya mengenalinya sebagai seorang pemimpin penting Al Qaida.

Menurut laman Internet LongWarJournal.org, yang melacak kelompok gerilyawan di Pakistan dan Afghanistan, al-Fateh -- juga mungkin dikenal sebagai Sheikh Fateh al-Masri -- adalah komandan operasional untuk Al Qaida di Pakistan dan Afghanistan. Ia mengambilalih jabatan itu dari Mustafa Abu al-Yazid, yang tewas dalam serangan pesawat mata-mata tak berawak pada Mei 2010.

Banyak anggota Al Qaida dan Taliban yang melarikan diri ke daerah suku Pashtun di bagian baratlaut Pakistan itu setelah pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban Afghanistan pada 2001.

Dari tempat perlindungan mereka di tempat itu, gerilyawan mengatur perlawanan mereka di Afghanistan dan Pakistan.

AS telah meningkatkan serangan pesawat pengintai tanpa pilot itu terhadap yang diduga tempat persembunyian gerilyawan di wilayah suku yang berbatasan dengan Afghanistan itu dalam beberapa bulan belakangan ini, sedikitnya 20 serangan dalam September saja.

Beberapa pejabat AS mengatakan pesawat mata-mata itu merupakan senjata berharga yang telah menewaskan sejumlah tokoh penting Taliban dan Al Qaida di wilayah yang dilukiskan sebagai pusat global bagi gerilyawan di Afghanistan dan Pakistan itu.

Sebagian besar dari serangan itu belakangan terjadi di Waziristan Utara, satu-satunya dari tujuh wilayah suku Pakistan tempat militer Pakistan belum melancarkan operasi besar terhadap gerilyawan, meskipun AS telah mendesak mereka untuk melakukannya. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010