Dubai (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri Yaman Abu Bakr al-Kurbi mengakui AS melancarkan serangan terhadap Al-Qaeda di negaranya dalam wawancara yang diterbitkan Kamis.

Pernyataan itu merupakan konfirmasi pertama Sanaa mengenai peranan militer AS di Yaman.

Kurbi mengatakan kepada Al-Hayat, harian Arab milik orang Saudi, serangan-serangan AS dihentikan pada Desember karena pemerintahnya menganggap operasi itu tidak berhasil.

"Memerangi Al-Qaeda merupakan tanggung jawab pasukan keamanan dan anti-terorisme di Yaman," katanya.

Namun, New York Times melaporkan pada pertengahan Agustus, militer AS melancarkan serangan udara rahasia pada sasaran yang diduga Al-Qaeda di Yaman, yang menewaskan seorang deputi gubernur provinsi.

Menurut laporan tersebut, serangan itu adalah misi rahasia militer AS, dan paling tidak merupakan gempuran keempat terhadap Al-Qaeda di daerah pegunungan dan gurun di Yaman sejak Desember.

Pada Juni, kelompok pengawas HAM Amnesti Internasional menyiarkan gambar-gambar yang katanya pecahan rudal jelajah Tomahawk AS, yang diambil di lokasi serangan 17 Desember di Al-Majalah di provinsi Abyan, Yaman bagian selatan. Serangan itu dikabarkan menewaskan 55 orang, sebagian besar warga sipil.

Penasihat utama Presiden AS Barack Obama untuk pemberantasan terorisme, John Brennan, mengunjungi Yaman pada 20 September dan membahas kerja sama dalam memerangi Al-Qaeda.

Brennan bertemu dengan Presiden Ali Abdullah Saleh dan menyampaikan sepucuk surat dari Obama yang mengungkapkan dukungan AS bagi "Yaman yang bersatu, stabil, demokratis dan makmur".

AS semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan cabang Al-Qaeda AQAP.

Para komandan militer AS telah mengusulkan anggaran 1,2 milyar dolar dalam lima tahun untuk pasukan keamanan Yaman, yang mencerminkan kekhwatiran yang meningkat atas keberadaan Al-Qaeda di kawasan tersebut, kata The Wall Street Journal bulan September.

AQAP mengklaim serangkaian serangan terhadap pasukan keamanan Yaman akhir-akhir ini.

Bentrokan-bentrokan sengit di Loder antara militan Al-Qaeda dan militer pada Agustus menewaskan sedikitnya 33 orang -- 19 militan, 11 prajurit dan tiga warga sipil -- menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber resmi dan medis.

Sejak bentrokan-bentrokan Agustus, pasukan keamanan Yaman telah menangkap 14 tersangka anggota Al-Qaeda di Loder, termasuk seorang pemimpin bernama Salah al-Dabani, kata kementerian dalam negeri.

Yaman selatan dikhawatirkan menjadi pangkalan Al-Qaeda yang menyatukan diri lagi, di bawah jaringan lokal Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).

Wilayah selatan juga berulang kali menjadi lokasi protes dan kerusuhan separatis dimana penduduk selatan mengeluhkan diskriminasi oleh pemerintah Sanaa menyangkut alokasi sumber daya.

Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember.

Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember 2009.

Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010