Jakarta (ANTARA News) - Kebanyakan kita pulang kampung atau mudik sebelum Idul Fitri tiba, tetapi  bagi sebagian dari mereka yang berprofesi sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri suasan mudik baru mereka rasakan setelah Idul Fitri.

Di Terminal Kedatangan Internasional, Bandara Soekarno Hatta, Ahmad Sobari, pulang kampung dengan membawa harapan berkumpul untuk merayakan Lebaran bersama sanak saudara di tanah air.

"Alhamdulilah saya bisa pulang ke Indonesia tahun ini," kata TKI asal Majenang, Cilacap, yang telah dua tahun bekerja di Malaysia.

Pria yang berprofesi sopir di Malaysia itu mengaku baru tahun ini dia bisa menyempatkan pulang ke Indonesia setelah mendapat izin dari majikannya di Malaysia.

Ia melihat suasana Lebaran di Malaysia jauh berbeda dari Indonesia, di mana orang Indonesia merayakannya dengan sangat meriah, sementara orang Malaysia cukup merayakan Hari Besar itu dengan makan ketupat dan lemang.

Dia mengungkapkan, banyak rekannya sesama TKI yang tak bisa pulang ke tanah air karena keputusan pulang tergantung pada majikan dan masa kerja.

"Majikan bisa mengganti posisi kami kapan saja dia mau.  Jadi para TKI harus memilih tetap bekerja atau kehilangan pekerjaan," paparnya.  

Sobari mengatakan, sebagai seorang TKI ia bisa menerima resiko tak berkumpul dengan keluarga.  Lagi pula, pria dua anak ini mengaku sudah terbiasa dengan kondisi Malaysia.

"Saya masih bisa merasakan berlebaran di negeri orang kok, walau terasa berbeda," katanya.

Lain lagi dengan Lilis Suryani.  TKI asal Sukabumi, Jawa barat, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini mengaku mendapat izin dari majikan karena anaknya sakit keras.

"Saya pulang bukan karena lebaran, tapi izin daribos saya karena anak saya sakit," ujar Lilis.  

Ibu dua anak itu mengungkapkan hanya dua hari mudik, karena izinnya memang sampai Rabu pekan ini.  Lilis mengaku mengaku sudah mengirimkan uang ke kampung jauh-jaub hari sebelum lebaran.

Ia menerangkan, majikannya di malaysia cukup baik.  "Saya merasa beruntung dan tak ingin mengecewakannya," sambungnya.
 
Sementara itu Simon, petugas keamanan Bandara Soekarno Hatta mengatakan, arus mudik TKI itu mendapai puncaknya sepuluh hari sebelum Lebaran. (*)

Yudha Pratama/Jafar Sidik

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010