Kami menyambut gembira proses integrasi IPC (Indonesia Port Corporation) ini, namun belum belum ada jaminan ketika merger ini direalisasikan nantinya yaitu jaminan bahwa ongkos domestic connectivity (konektivitas domestik) kita akan lebih murah
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid menyatakan rencana penggabungan berbagai operator pelabuhan yaitu BUMN Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III dan IV ke depannya diharapkan dapat memangkas beban biaya logistik antardaerah yang kerap menjadi permasalahan sektor transportasi.

“Kami menyambut gembira proses integrasi IPC (Indonesia Port Corporation) ini, namun belum belum ada jaminan ketika merger ini direalisasikan nantinya yaitu jaminan bahwa ongkos domestic connectivity (konektivitas domestik) kita akan lebih murah," kata Nusron Wahid dalam rilis di Jakarta, Kamis.

Nusron menilai kunci integrasi IPC tidak hanya meningkatkan kontribusi pajak dan dividen negara tetapi juga mampu menekan biaya logistik di Indonesia.

Ia berpendapat bahwa percuma saja dilakukan integrasi antar-operator pelabuhan bila ternyata hasilnya beban biaya konektivitas domestik masih mahal.

Nusron menyebutkan biaya pengiriman barang di sejumlah wilayah timur Indonesia justru lebih mahal dibandingkan ke luar negeri. "Biaya angkut dari Papua ke Jawa jauh lebih mahal, daripada mengangkut gula dari Thailand ke Indonesia," katanya.

Direktur Utama PT Pelindo II Arif Suhartono menyebutkan integrasi Pelindo akan memberikan manfaat besar bagi konektivitas maritim di Indonesia yaitu meningkatkan konektivitas dan produktivitas secara efisien.

Sebelumnya terkait dengan logistik, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pergerakan logistik nasional mengalami pertumbuhan sekitar tujuh persen pada triwulan I 2021 ini dibandingkan tahun lalu.

"Alhamdulillah, pergerakan logistik kita pada tahun ini menunjukkan tren positif dibandingkan tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa aktivitas logistik tetap berjalan baik di masa pandemi. Semoga ke depannya trennya semakin baik dan dapat membantu upaya pemulihan ekonomi nasional," katanya dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (10/6).

Budi Karya mengatakan transportasi laut menjadi andalan bagi angkutan logistik. Oleh karenanya, Kementerian Perhubungan bersama-sama dengan pemangku kepentingan terkait terus berupaya meningkatkan kinerja transportasi laut untuk mendukung kelancaran angkutan logistik dan menurunkan biaya logistik.

"Kami bersama stakeholder terkait terus berupaya menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menyebabkan kinerja logistik belum optimal, seperti kelangkaan kontainer, dwelling time, adanya kemacetan di area pelabuhan, dan masalah pelayanan kepelabuhanan lainnya," ujarnya.

Menhub menjelaskan sejumlah upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, di antaranya dengan meningkatkan sinergi dan kolaborasi antarpemangku kepentingan terkait, melakukan integrasi dan digitalisasi sistem perizinan dan pelayanan kepelabuhanan, serta terus membangun infrastruktur pelabuhan yang terhubung dengan kawasan-kawasan industri, ekonomi khusus, maupun dengan kawasan terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan (3 TP).

Sejak 2015, jumlah trayek tol laut terus mengalami peningkatan hingga saat ini memiliki 30 trayek. Jumlah trayek tersebut diiringi dengan penambahan jumlah pelabuhan dan kapal dengan melibatkan 106 pelabuhan, yang terdiri atas 9 pelabuhan pangkal dan 97 pelabuhan singgah.

Baca juga: Serikat pekerja Jasa Armada dukung integrasi pelabuhan

Baca juga: LPEM UI: Biaya logistik tinggi masih jadi penghambat investasi

Baca juga: Pemerintah berupaya tekan biaya logistik

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021