Mekkah (ANTARA News) - Payung-payung raksasa berdiri kokoh di lantai enam jembatan jamarat, tempat melontar jumroh, di Mina.

Inilah yang terbaru dari pembangunan di kawasan jamarat tahun 2010 ini, demikian pantauan ANTARA, Selasa .

Payung raksasa tersebut menyerupai tenda besar yang berbentuk melingkar dengan pucuknya yang terbuka dan memperlihatkan rangka besi-besinya.

Para pekerja dari berbagai negara, Senin, masih melakukan pekerjaan akhir payung tersebut. Mereka mengecek rangka-rangkanya dengan tangga mesin. Sebagian pekerja lainnya melakukan bersih-bersih.

"Kemarin baru diresmikan. Yang pasang payung itu kita, orang Indonesia," kata Mahrus, asal Bojonegoro, Jawa Timur, yang bekerja di kawasan Jamarat.

Menurut Mahrus, ada 50 warga negara Indonesia (WNI) yang memasang payung-payung jamarat tersebut.

"Kita tahun ini bersih-bersih sama pasang payung. Kalau gedung jamarat empat tingkat ini sudah sejak tahun lalu," kata Mahrus.

Gedung jamarat terdiri dari empat tingkat yang mempunyai enam lantai. Lantai keenam tahun lalu belum dipasangi payung. Sementara lima tahun lalu, kata ketua rombongan KBIH Alkautsar Cirebon, Syarif Abu Bakar,  jamarat hanya ada satu lantai.

Jamarat dibuat enam lantai sejak tiga tahun lalu. Selain bertingkat, jamarat juga diperlebar. Tiga tahun lalu, lebar jamarat hanya tiga meter, tapi sekarang lebar jamarat mencapai belasan meter. Selain itu juga pelemparan diatur dalam satu arah.

"Pokoknya jamaah tidak perlu khawatir berlebihan akan kena lemparan batu dan desak-desakan. Sekarang lebih tertib dan aman," jelas Syarif.

Cara masuk jamarat juga diatur sedemikian rupa agar tidak berebut. Begitu memasuki kawasan Jamarat di Mina, para jamaah setelah melalui terowongan para jamaah akan terbagi dalam beberapa jalur atau gate masuk.

Jalur inilah yang mengarahkan jamaah akan melempar jumroh di lantai berapa. Setiap gate ada yang ke lantai satu, lantai dua dan seterusnya. Bagi jamaah yang mengambil jalur tengah akan langsung diarahkan menuju eskalator atau lift lantai dua hingga lima .

Lift tersebut melaju pelan sehingga tidak membuat khawatir jamaah usia lanjut ataupun jamaah yang berasal dari daerah.

Sudah sepekan ini sejumlah perwakilan haji dari berbagai negara mendatangi jamarat untuk mengecek sekalian gladi bersih pelontaran jumroh. Senin ini selain dari Indonesia tampak juga jamaah dari Sudan, Turki dan India.

Melempar jumroh dimaksudkan sebagai lambang lemparan terhadap iblis yang dilaknat Allah.Jumroh ada tiga yakni jumroh kubro, jumroh wustho dan jumroh ula.

Ritual melempar jumroh mengikuti jejak nabi Ibrahim yang melemparkan batu pada iblis yang menggodanya agar menolak perintah Allah menyembelih putranya Ismail.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010