Jeddah (ANTARA News) - Pada hari terakhir sebelum penutupan (closing date) Terminal Haji Bandara King Abdul Azis pada Rabu (10/11), jumlah nonkuota asal Indonesia yang mendarat di bandara itu lebih dari 3.000 orang atau lebih banyak dibanding tahun lalu.

Jamaah nonkuota dengan jumlah besar antara lain diberangkatkan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Bayan Jakarta. Jamaah yang diberangkatkan KBIH ini tak hanya dari ibu kota, tapi juga dari berbagai penjuri Tanah Air.

Pada hari kedua jelang closing date, juga masih banyak ditemukan jamaah nonkuota yang keleleran. Sembilan jamaah asal Madura telantar di bandara 10 jam lebih lantaran penjemput tak kunjung datang.

Para jamaah resah dan mengeluh karena mereka juga tidak mendapatkan makan layaknya yang dinikmati jamaah reguler atau khusus.

Selain jamaah asal Madura, 20 orang asal Banjarmasin mengalami nasib serupa.

Menurut Kepala Seksi Pengawasan Penyelenggara Haji Ibadah Khusus (PIHK) Ahmad Basani, sisi negatif seseorang yang ikut jamaah nonkuota adalah tidak adanya kepastian terhadap layanan selama di Tanah Suci.

Selain soal penjemputan, masalah krusial lain yang kerap dialami jamaah "ilegal" ini adalah soal transportasi, pemondokan, dan katering.

"Penyelenggara ini sangat rapi dalam operasionalnya, banyak jamaah juga tak tahu jika mereka masuk nonkuota," kata Kasubdit Penyuluhan Haji Kemenag ini.

Kepala Daker Jeddah Ahda Barori yakin seluruh jamaah Indonesia bisa masuk ke Tanah Suci sebelum closing date. "Untuk kedatangan insyallah tidak masalah, justru hanya penumpukan jamaah di bandara pada hari terakhir ini," kata Ahda kemarin.

Jamaah haji Indonesia tahun ini sebanyak 221.000 orang. Dari jumlah itu, 197.500 di antaranya jamaah reguler, sedang sisanya diberangkatkan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK).

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010