Mekkah (ANTARA News) - Seluruh jamaah haji reguler dari Tanah Air telah tiba di Tanah Suci dan segera masuk ke Makkah, Rabu (10/11).

Kelompok terbang terakhir tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, pada pukul 00.30 waktu Arab Saudi. Pada Rabu (10/11) itu, jumlah kedatangan begitu banyak, sehingga jamaah banyak yang harus lama menunggu berjam-jam.

"Istri saya tiba pukul 13.00, baru keluar bandara pukul 22.00. sampai sekarang belum tiba di check point Jumum," ujar Henri Subiakto, staf ahli Menkominfo, di Makkah, Rabu, pukul 00.00.

Jeddah-Makkah seharusnya bisa ditempuh dalam waktu satu jam. Sebelum memasuki Makkah, bus jamaah dari Jeddah akan menjalani pemeriksaan administrasi di Jumum, sekitar 25 km dari Makkah.

Menumpuknya jamaah di bandara hingga berjam-jam di hari terakhir kedatangan pesawat haji, menurut Kepala Daker Jeddah Ahda Barori, "karena bus yang disediakan habis untuk mengangkut jamaah. Jamaah harus menunggu bus balik dari Makkah."

Penutupan kedatangan pesawat haji hari terakhir berlaku pukul 24.00. Jamaah dari Indonesia yang tiba di hari terakhir itu ada 24 kloter.

"Total keseluruhan jamaah reguler dan petugas kloter yang sudah tiba di Makkah mencapai 198.488 orang terdiri dari 493 kloter," ungkap Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Slamet Riyanto.

Jamaah haji khusus yang tiba di Makkah dengan pesawat jadwal kedatangan Rabu (10/11), baru 18.045 orang. Masih 5.455 jamaah lagi, yang mendarat Kamis, menggunakan pesawat Arab Saudi.

Jumlah jamaah regular mencapai 197.500 orang. Slamet mengungkapkan, hingga Kamis (11/11), jamaah yang meninggal mencapai 85 orang. Dua di antaranya adalah jamaah haji khusus.


Wukuf

Untuk pelaksanaan wukuf, yang jatuh pada hari Senin, 15 Nopember 2010 ini, menurut Kepala Satuan Operasional Armina, Chambali, kini dalam tahap persiapan akhir.

Titik kritis terletak pada pergerakan jamaah. Jalanan akan macet karena semua jamaah bergerak dari Makkah ke Arafah dan dari Arafah ke Muzdalifah.

"Hal ini bisa membuat jamaah cepat lelah atau jatuh sakit. Apalagi di Muzdalifah, jamaah memakai ihram di udara terbuka," ujar Chambali.

Keberadaan di Mina selama tiga hari juga menjadi titik kritis jamaah. Aqabah adalah titik terjauh yang harus dituju jamaah untuk jamaah yang berada di maktab Mina Jadid. Jarak terdekat jamaah ke Aqabah sekitar tiga kilometer, sehingga bolak-balik harus berjalan sekitar enam kilometer.

"Ada enam maktab di Mina Jadid, jaraknya sekitar 6-7 kilometer dari Aqabah. Bolak-balik jadi 12-14 kilometer jalan kaki," jelas Chambali.

Menurut Chambali ada 10 petugas di Pos Komando Taktis (Poskotis) di Muaisim I (pintu masuk terowongan menuju Jamarat) dan 10 petugas di Poskotis Muaisim II (dekat pintu keluar terowongan menuju Jamarat).

"Mereka yang akan mengendalikan pergerakan jamaah dengan melihat kondisi kepadatan di Jamarat," ujar Chambali.

Di Jamarat, ada 51 petugas. Sebanyak 40 petugas di sebar di empat lantai, masing-masing 10 orang. Sebelas orang lagi berada di Poskotis untuk mem-back up 40 petugas yang bergerak di empat lantai. Poskotis back up ini berada di jalan tikungan dekat restoran Al-Baik. Di setia posko dan maktab, akan ditempelkan petugas kesehatan. Selain memantau jamaah, petugas kesehatan juga mengawasi katering.

"Sudah dua kali petugas melakukan orientasi lapangan di Armina, semoga sudah siap semua dan memahami tugas maing-masing," ujar Chambali. (E001/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010