Mataram (ANTARA News) - Penyakit cikungunya dinilai tidak terlalu membahayakan, tetapi meresahkan, sehingga jika ada warga yang tereka cikungunya pasti ribut. "Lain halnya dengan Demam Bedarah (DB) yang cukup membahayakan, sebab jika terlambat ditangani bisa membawa kematian," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr H Moch Ismail kepada wartawan di Mataram, Kamis. Pada minggu kedua Janurai 2009 sejumlah pendudk di beberapa di desa di Lombok Barat termasuk dikawasan wisata Senggigi terserang penyakit cikungunya, namun tidak lama penyakit tersebut sudah hilang. Penderita cikungunya cukup dirawat di Puskesmas, tidak ada aja yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram. Untuk mengatasi cukungunya dilakukan berkagai kegiatan antara lain pengasapan, membersihkan lingkungan serta menanam kaleng bekas. Pemerintah terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebab derajat kesehatan masyarakat masih rendan dibangdingkan dengan daerah lain di Indonesia. Untuk itu, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah (APBD) NTB tahun 2009 dana yang dialokasikan untuk kesehatan cukup besar mencapai 18,5 persen. "Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat NTB diukur dari masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) yang mencapai 65 per 1.000 kelahiran hidup jauh diatas nasional 35 per 1.000 kelahiran hidup," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009