Johannesburg, 8/5 (ANTARA News/AFP) - Sebulan menjelang digelarnya Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, para penggemar sepakbola di negara itu akhirnya bisa mendapatkan tiket yang dijual secara manual pada penjualan tahap terakhir.

Pesta sepakbola terbesar di muka bumi tersebut dipastikan penuh dengan "aroma Afrika" mengingat rendahnya tingkat penjualan di luar Afrika Selatan.

Dampak dari keputusan untuk menjual tiket secara langsung ke konsumen di Afrika Selatan, langsung terasa karena menurut catatan FIFA, setidaknya 180.000 tiket langsung terjual pada minggu pertama penjualan secara manual tersebut.

Sebelumnya, penjualan tiket di Afrika Selatan dilakukan secara online atau di bank-bank, tapi cara tersebut ternyata tidak efektif karena internet masih menjadi barang mewah bagi masyarakat di negara tersebut.

"Anda pasti ingin menjadi bagian dari Piala Dunia 2010 ini. Ini adalah kesempatan terbesr karena berlangsung di negari sendiri," kata Brett Solomon, pria berusia 26 tahun yang berhasil mendapatkan selembar tiket dari sebuah kios di Cape Town.

Tiket lokal dijual dengan harga murah dengan harga terendah 140 rand (19 dolar AS). FIFA tidak punya pilihan lain selain memberi potongan harga besar-besaran karena penjualan di luar negeri ternyata tidak seperti yang diharapkan.

Dua tahun lalu, diperkirakan akan datang sekitar 483.000 penggemar sepak bola dari luar negeri untuk menyaksikan pesta sepakbola yang berlangsung 11 Juni sampai 11 Juli itu.

Perkiraan tersebut adalah sebelum sebelum resesi gbobal dan sekaran perkiraan tersebut turun menjadi 373.000 penonton dari luar negeri.

Lebih dari seperempat jumlah tersebut ternyata tidak membeli tiket, termasuk mereka yang datang dari negara tetangga.

Menurut Gillian Saunders yang melakukan analisis untuk konsultan Inggris Grant Thornton, mereka datang ternyata hanya sekedar untuk merasakan suasana Piala Dunia, bukan untuk menyaksikan pertandingan.

Mesti tidak semuanya datang ke stadion, setidaknya mereka diharapkan akan tinggal lebih lama untuk berbelanja, sehingga pergelaran Piala Dunia secara ekonomi tetap tercapai, yaitu meningkatkan pendapatan domestik Afrika Selatan sebesar 0,54 persen tahun ini.

Para penggemar sepak bola diperkirakan akan membelanjakan uang mereka sebesar 8,8 miliar rand, tapi biaya total yang sudah dikeluarkan mencapai 55,5 miliar rand, termasuk untuk pembangunan stadion, jalan dan infrastruktur lainnya.

Pemerintah Afrika Selatan hampir setiap minggu meresmikan fasilitas modern yang baru selesai dibangun, salah satunya adalah bandara Durban yang diresmikan Sabtu (8/5).

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma bulan lalu juga sudah meresmikan terminal baru di bandara Johannesburg. Jalan jalan bebas hambatan yang menghubungkan bandara dengan pusat bisnis Sandton, akan diuji coba pada 8 Juni mendatang.

"Anda bisa lihat bahwa kami benar-benar sudah siap, ini bukan retorika. Kami serius," kata Zuma.

Stadion Soccer City, tempat pertandingan pembukaan dan final, masih belum diserahkan kepada FIFA karena para pekerja sampai saat ini masih membangun lahan parkir dan taman.

Tapi pihak panitia berulangkali menegaskan bahwa seluruh sembilan stadion di seluruh Afrika Selatan sudah siap digunakan.

"Semuanya sudah selesai. Stadion kami termasuk yang terbaik. Piala Dunia telah merangkul negeri ini," kata Danny Jordaan, ketua panitia pelaksana Piala Dunia 2010.

Namun sebenarnya masih banyak pertanyaan yang belum terjawab secara tuntas, bagaimana penonton mencapai stadion di kota kecil lain yang juga menjadi tuan rumah seperti Nelspruit, Polokwane dan Bloemfontein.

Kota kota kecil tersebut dipastikan tidak mempunyai hotel yang mampu menampung sekitar 40.000 penonton yang akan berdatangan.

Menurut Saunders, sebagian besar penonton warga Afrika Selatan akan menyaksikan pertandingan di kota mereka dan sedikitnya penonton dari luar negeri akan membuat transportasi tidak terlalu padat. (*)

Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2010