Jakarta (ANTARA) - Menginjak HUT ke-56 tahun, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen mewujudkan kedaulatan digital Indonesia, guna mempercepat terbentuknya lingkungan masyarakat dan ekosistem ekonomi digital Indonesia.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan bahwa selama ini Telkom mengandalkan tiga domain kerja perusahaan untuk menciptakan lingkungan, masyarakat, serta ekonomi digital di Indonesia. Ketiga ranah ini yakni digital connectivity, digital platform, dan digital services.

“Kontribusi Telkom di tiga domain tersebut terus dilakukan demi mempercepat terbentuknya lingkungan, masyarakat, dan ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Kami siap untuk menjalin kemitraan dengan digital champion, tech giant, maupun global players untuk memperoleh synergy value yang mampu mengakselerasi pengembangan bisnis digital platform dan digital services TelkomGroup. Melalui tiga fokus bisnis tersebut serta investasi yang terus dilakukan, semoga Telkom dapat menjadi tulang punggung transformasi digital bangsa serta turut serta mewujudkan kedaulatan digital Indonesia,” ujar Ririek dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa.

Melalui layanan dan produk digital connectivity, Telkom menghadirkan berbagai infrastruktur utama penunjang kebutuhan digital masyarakat. Kontribusi Telkom pada domain digital platform terlihat dari maraknya operasional serta pembangunan data center dan big data serta banyaknya smart platform yang disediakan dan dibuat Telkom untuk menjadi solusi atas berbagai kebutuhan masyarakat.

Pada domain digital service, Telkom hadir dengan penyediaan berbagai layanan digital yang dilakukan secara selektif. Pengembangan dan penyediaan berbagai digital services dilakukan Telkom melalui aksi akuisisi atau kemitraan. Proses transformasi digital Indonesia harus dipastikan berjalan dengan tetap menjunjung tinggi kedaulatan bangsa dan negara. Tanpa memegang teguh prinsip kedaulatan, digitalisasi yang berjalan di Indonesia hanya akan menjadikan anak bangsa sebagai konsumen atas seluruh layanan dan produk-produk digital dari negara lain.

Apabila prinsip kedaulatan menjadi pijakan utama dalam proses transformasi digital, maka bukan tidak mungkin ke depannya masyarakat bisa memiliki kedaulatan digital dalam beraktivitas di dunia maya. Kedaulatan digital dapat diartikan sebagai kuasa penuh atas seluruh produk, konten, dan layanan digital yang hadir di sebuah negara. Urgensi kedaulatan digital sempat diutarakan Presiden Joko Widodo pada akhir Februari 2021.

“Kedaulatan dan kemandirian digital harus menjadi prinsip penting dalam transformasi digital kita. Kita harus memastikan transformasi digital jangan hanya menguntungkan pihak luar. Jangan hanya menambah impor. Ini yang selalu saya tekankan,” ujar Presiden RI Joko Widodo.

Sebagai perusahaan telekomunikasi digital (digital telco) terdepan di Indonesia, Telkom memandang ada tiga hal yang perlu dikembangkan untuk membangun kedaulatan digital Indonesia. Ketiga hal itu adalah terciptanya lingkungan digital, pembangunan masyarakat digital, dan akselerasi ekosistem ekonomi digital.

Lingkungan digital dapat diartikan sebagai terciptanya infrastruktur dan layanan telekomunikasi yang merata di seluruh daerah, sehingga masyarakat bisa mengakses jaringan internet dan menggunakan teknologi digital tanpa senjang. Kemudian, masyarakat digital berarti lahir dan adanya banyak talenta digital yang siap beraktivitas dan berkontribusi di berbagai sektor ekonomi serta aspek kehidupan. Pembentukan SDM yang siap go digital dapat dilahirkan dengan menyediakan berbagai produk serta layanan untuk mendukung peningkatan kapasitas digital masyarakat.

Terakhir, keberadaan ekosistem ekonomi digital bisa diartikan sebagai terjadinya optimalisasi layanan serta produk yang mendukung peningkatan ekonomi masyarakat. Optimalisasi ini akan menjadi akselerator Indonesia untuk menjadi kekuatan utama ekonomi digital di regional dan dunia.

Baca juga: Media yang kredibel ciptakan ekosistem digital yang sehat

Baca juga: Erick Thohir tolak monopoli pasar, BUMN diminta jadi penyeimbang

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021